BANDUNG, bipol.co — Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengatakan terdapat tiga kunci untuk menekan penyebaran Covid-19 di Jabar, yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), larangan mudik, dan tes masif.
PSBB, kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil, mampu mengurangi pergerakan manusia. Sedangkan larangan mudik dapat menekan kasus impor dari zona merah yang merupakan episentrum Covid-19. Tes masif bertujuan untuk memetakan persebaran Covid-19.
“Keberhasilan melawan Covid-19 dalam situasi sekarang ada tiga strategi, yaitu PSBB yang ketat, melarang mudik agar tidak ada kasus impor, lalu tes masif. Di situlah kita bisa menurunkan persebaran Covid-19,” kata Kang Emil dalam acara penerimaan bantuan dari donatur untuk penanganan Covid-19 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (4/5/2020).
Menurut Kang Emil, PSBB di lima wilayah Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek) yang dimulai pada 15 April 2020 dinilai berhasil menurunkan angka reproduksi (Ro) kasus Covid-19. Sebelum PSBB, Bodebek memiliki angka Ro tertinggi dibanding wilayah lain di Jabar, yakni 1,27. Setelah 14 hari PSBB pertama hingga 28 April lalu, angka Ro menurun menjadi 1,07.
“Berita baiknya, Jabar PSBB-nya relatif berhasil, Bodebek khususnya yang tadinya tertinggi dalam kecepatan penularan sekarang sudah turun,” ucapnya, seperti dirilis jabarprov.go.id.
“Kota/kabupaten yang tidak PSBB justru naik, itulah kenapa kita memberlakukan PSBB secara provinsi supaya tren menggembirakan dari yang PSBB hadir juga di daerah yang belum PSBB,” imbuhnya.
Dalam acara tersebut, Kang Emil juga mengapresiasi para donatur yang kembali menyalurkan bantuan dalam upaya percepatan penanggulangan Covid-19 di Jabar.
“Karena perangnya kesehatan, maka pertempuran di lini depannya adalah dokter dan perawat. Untuk itu, saya apresiasi kepada pihak yang menyumbangkan alat-alat kesehatan maupun sembako dan donasi,” katanya.
Bantuan diterima langsung oleh Jabar Bergerak. Rinciannya, 20.000 surgical mask dan 1.000 KN95 dari Yayasan Solusi Bersinar Indonesia dan Bank Sampah Bersinar, 62 baju APD dan 160 paket sembako dari Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi), APD dari Unikom, 10.000 paket sembako dan 30.000 pak nasi bungkus dari Gereja Sahabat Kota, dan 1.000 nasi kota dari Grab.*
Editor: Hariyawan