“Dengan kehadiran Mentan ke sini (Subang), tadi (sebelumnya) di Karawang beliau memberikan bantuan, di sini (Subang) pun memberikan bantuan. Ini bukti kepedulian pemerintah pusat terhadap Jawa Barat,” katanya saat memberikan arahan pada acara Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Subang, Sabtu (6/6).
“Paling utama mencari nafkah para lelaki adalah dengan tangannya sendiri dan para ulama menafsirkan itu adalah pertanian,” kata dia.
Dalam acara tersebut, Mentan Syahrul memberi semangat kepada seluruh masyarakat Subang untuk menjadi contoh dalam mengembangkan pertanian. Subang harus menjadi contoh daerah yang mampu bertahan dengan adanya wabah COVID-19 dan bisa menjadi daerah lumbung pangan.
“Kita jadikan Subang menjadi lumbung pangan. Jadi enam bulan ke depan saya mau dengar pak bupati sudah simpan hasil panen di lumbung pangan itu,” kata dia.
“Lebih banyak pak bupati turun, lebih banyak Pak Wagub turun, maka makin banyak kendala pertanian yang kita bisa carikan solusi. Dampak pascapandemi corona sangat besar bagi kehidupan, ekomoni lesu, distribusi terhambat dan banyak dampak lainnya. Senjata satu-satunya untuk memulihkan ekonomi itu adalah sektor pertanian,” ungkapnya.
Atas hal tersebut, Kementan sebagai salah satu garda terdepan dalam upaya penanganan dampak wabah ini, tidak akan patah semangat untuk terus melakukan langkah konkret demi menjaga ketersediaan pangan terutama.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap agar Subang memiliki andil yang cukup besar untuk menambah sumbangan produksi padi.
Dengan berbagai bantuan yang digelontorkan, Subang menjadi salah satu daerah di Jabar yang mampu mengoptimalkan lahan dan percepatan tanam untuk peningkatan produksi pangan, terkhusus menghadapi dampak akibat pandemi virus corona.
“Kami juga meminta petani bisa menyerap KUR melalu gerakan Komandi Strategi Penggilingan sebagai pengamanan harga gabah. Silahkan KUR dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata dia. (net)