BANDUNG,bipol.co – Program Grab To Work yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk naik grab ke kantor, menuai protes pengemudi angkot.
“Iya saya tau dari bos saya, soalnya kemarin dia ikut rapat, sangat ngaruh atuh a sama penghasilan, semenjak ada grab, angkot jadi sepi. Kalo sebelumnya lumayan rame sih,” ucap Rivaldi pengemudi angkot Ciwastra-Kebon Kalapa kepada bipol.co di Pos Angkot, Jl. Raya Bojongsoang, Cipagalo, Bojongsoang, Bandung pada Rabu (13/03/2019).
Menurut Rivaldi, mayoritas penumpang angkot saat ini rata-rata masyarakat kelas menengah kebawah yang tidak memiliki handphone.
“Kalau di ibaratin, angkot mah cuman dapet tulangnya aja lah, kan udah abis penumpangnya juga sama grab, sama gojek. Apalagi sekarang ada peraturan kaya gitu (grab to work). Terus kalau sekarang nggak ada angkot, ya kasian sama yang suka pake angkot, kaya orang tua, pedagang,” ucapnya.
Diungkapkannya, angkot dapat dipenuhi 13-14 penumpang sedangkan grab mampu menampung 5-6 orang, tentunya lebih efektif untuk mengurangi kemacetan.
Rivaldi berharap pemerintah untuk membatasi angkutan umum berbasis teknologi seperti gojek, grab dan semacamnya. “Jangankan angkot, ojek pangkalan sama becak juga nggak kebagian penumpang, ya begitulah tolong kepada pemerintah jangan bikin orang miskin makin miskin, orang kaya makin kaya,” katanya.
“Tadi ada pagi-pagi PNS ibu-ibu udah tua naik angkot saya, tapi kalau dulu sebelum ada gojek, grab suka banyak tuh pns naik angkot saya,” tambahnya.
Dia juga menyebutkan dampak dari angkutan umum berbasis online, mempengaruhi kemacetan di Bandung dan mempengaruhi pendapatannya. “Kalau dulu sih sehari bisa dapat Rp200 ribu, tapi untuk saat ini Rp50-70 ribu belum sama setor ke bos,” tuturnya.
“Hari ini aja saya bingung mau setor sama bos, soalnya kurang Rp15 ribu” tambahnya.
Dia juga menyebutkan usaha bosnya pun menurun semenjak ada angkutan umum berbasis online. “Dulu bos saya punya angkot 150 lebih, tapi karena banyak yang tidak memenuhi setoran, sekarang angkotnya cuman 60 kurang karena di ambil sama bank,” pungkasnya.[Rizki]