Pada pukul 9.51 WIB, rupiah menguat 58 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.465 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, pagi ini terlihat aset-aset berisiko menguat seperti indeks-indeks saham Asia dan indeks saham berjangka AS.
“Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menguat lagi, yang mengindikasikan pasar melepas aset aman ini dan masuk ke aset berisiko,” ujar Ariston.
Menurut Ariston, pasar mungkin mulai merespon positif membaiknya data-data ekonomi yang positif di tengah pandemi yang dirilis di akhir pekan lalu.
Data tenaga kerja AS pada Juni menunjukkan perbaikan melebihi ekspektasi dan data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur AS, China, dan Eropa pada Juni juga menunjukkan peningkatan melebihi ekspektasi.
“Tapi di sisi lain, pasar masih akan mempertimbangkan peningkatan laju penularan COVID-19 global yang berisiko menurunkan kembali aktivitas ekonomi, seperti yang dilaporkan WHO dan ketegangan China yang makin memanas,” kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah bisa terbantu menguat bergerak di kisaran Rp14.450 per dolar AS hingga Rp14.570 per dolar AS.
Pada Jumat (3/7) lalu, rupiah melemah 145 poin atau 1,01 persen menjadi Rp14.523 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.378 per dolar AS. (net)