Teten Masduki dalam keterangannya, Rabu (22/7), mengatakan revolusi industri menjadikan perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang dan jasa dimana setiap perubahan besar selalu diikuti perubahan dalam bidang ekonomi, politik, militer, dan budaya, termasuk koperasi.
“Perubahan ini menjadikan tantangan bagi koperasi yang tidak hanya sekadar cara berbisnis di era digital, melainkan juga mengubah pola pikir dalam sistem tata kelola secara menyeluruh. Dan koperasi harus mampu beradaptasi dan bertransformasi secara dinamis,” kata Teten.
Bahkan, dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga telah mengubah pola hidup masyarakat.
Ia menambahkan, saat ini, masyarakat tidak saling kontak fisik namun tetap dapat bertukar informasi. “Aksi itulah yang menjadi ide dasar dari Revolusi Industri 4.0,” kata Teten.
Dan Indonesia, lanjut Teten, sebenarnya akan menerapkan konsep tersebut secara besar-besaran pada 2030 nanti melalui program Making Indonesia 4.0.
Dalam program Making Indonesia 4.0, pemerintah telah menetapkan 10 prioritas nasional untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 meliputi, perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar keberlanjutan, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.
Menurut Teten, kunci koperasi dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 itu adalah dengan melakukan beberapa hal antara lain, fokus mengembangkan bisnis yang mengarah pada kebutuhan anggota, modernisasi manajemen koperasi, dan melakukan perubahan strategi.
“Termasuk pola dan model bisnis berbasis teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dan melakukan kolaborasi bisnis dengan sesama koperasi maupun pelaku usaha lainnya. Tak ketinggalan adalah meningkatkan kualitas SDM koperasi,” katanya.
Bagi Teten, jika masyarakat telah terbiasa serba digital seperti saat ini, perlu dipikirkan kembali adakah kemungkinan beralih pada kebiasaan lama jika pandemi sudah berakhir.
“Saya berharap koperasi dan UMKM turut berperan dalam Era Revolusi Industri 4.0 tersebut, karena dengan teknologi infomasi akan mendorong koperasi dan UMKM lebih efisien dan mereduksi biaya dalam layanan produk bagi anggota,” katanya.
Ia mengingatkan, sudah saatnya koperasi bertransformasi dari konvensional ke digital dan melakukan kolaborasi atau kerja sama antara koperasi.
“Langkah awal yang perlu dilakukan dalam transformasi koperasi adalah membangun karakter kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi dalam menjalankan strategi bisnisnya,” kata Teten. (net)