BERLIN.bipol.co – Bagi Muhammad Ariefa Akbar (27) bisa keliling dunia dengan keterampilan seni hena yang telah digelutinya selama 10 tahun tidak terbayangkan sebelumnya. Maklum, putra pasangan ayah yang berasal dari Jawa Barat dan Ibu dari Arab itu awalnya bercita-cita menjadi dokter hewan.
Selama lima hari penyelenggaraan Pameran Pariwisata terbesar di dunia ITB Berlin dari tanggal 6 hingga 10 Maret lalu antrean panjang tidak putus-putusnya di Paviliun Wondeful Indonesia yang menyediakan jasa hena, tidak saja bagi remaja, tapi juga ada ibu-ibu dan anak kecil, bahkan pria juga ingin tangannya digambar dengan seni hena..
Banyak pengalaman menarik yang didapat putra pertama dari tiga bersaudara ini, bahkan ia berhasil mengumpulkan tip hingga mencapai Rp10 juta. “Sebenarnya sih nggak harus koq itu, hanya serelanya aja,” ujar Akbar.
Ia bercerita awalnya ikut mempromosikan budaya hena kepada pengunjung paviliun Indonesia di berbagai pameran pariwisata di dunia, khususnya di Eropa, tidak lepas dari peran M Lutfi, EO yang mendapat tugas mengisi paviliun Indonesia di berbagai pameran pariwisata.
“Waktu itu saya dihubungi mas Lutfi,” ujar Akbar yang sempat merasa ketakutan karena akan diajak ke Arab Saudi mengisi paviliun Indonesia di pameran pariwisata di Dubai. Akbar khawatir karena takut dijadikan TKI ilegal. ilegal pada saat itu berita tentang agen pencari kerja untuk diperkejakan di Arab Saudi sebagai pembantu sedang marak.
Keterampilan Akbar mengambar hena di tangan para pengunjung paviliun Indonesia mendapat sambutan pengunjung. Selama menghena Akbar pun bercerita tentang keindahan berbagai objek wisata di Indonesia.
Melalui keterampilannya, Akbar pernah diajak oleh Kemenpar ke Dubai, ke pameran Pariwisata WTM London, ITB Berlin, Paris, Amsterdam, Madrid dan Kuala Lumpur. “Bener-bener tidak pernah nyangka bisa keliling Eropa karena “ngehena”, dan bangga di umur segini, hobi aku berguna untuk media promosi pariwisata di kancah international,” ujarnya.
Diakuinya bila konsumen banyak yang antre, Akbar pun tidak tega. Kadang ia harus menahan lapar, haus, dan buang hajat, karena antrean pengunjung yang sedang ramai. Akan tetapi semua itu tidak terasa bila melihat mereka suka dengan lukisan hena.
Menurut Akbar, perjalanannya keliling Eropa menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua dan menjadi cerita di antara teman temanya.
Bagi beberapa seniman sesama hena artist, Akbar berhasil mengangkat derajat mereka dengan mempromosikan dan mencetak prestasi di dunia seni ini, bahwa Hena pun bisa menjadi hobi yang berkualitas dan mendatangkan uang, bahkan bisa keliling dunia dan cukup dipandang. (ant)