JAKARTA.bipol.co- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendesak Pertamina EP untuk meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas bumi (migas). Hal ini menanggapi kinerja Pertamina EP yang masih berada di bawah target.
Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi Susana Kurniasih mengatakan, berdasarkan data SKK Migas per 31 Juli 2020, produksi minyak Pertamina EP sebesar 80.336 barel minyak per hari (bph) dan lifting minyak sebesar 78.661 bph dengan pencapaian 87 persen terhadap target lifting APBN yaitu 90 ribu bph.
Sedangkan untuk gas, produksinya sebesar 866 juta standar kaki kubuk per hari (mmscfd) dan lifting gas sebesar 667 mmscfd atau 85 perden dari target APBN sebesar 787 mmscfd.
“Sebelumnya, pada Juni 2020 Manajemen SKK Migas telah berkoordinasi dengan Dirut Pertamina (Persero) untuk meminta Pertamina EP melakukan optimalisasi kegiatan operasinya,” kata Susana, di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Menurutnya, pencapaian kinerja Pertamina EP berada dibawah rata-rata secara nasional yang saat ini sebesar 96,5 persen untuk lifting minyak dan 93,5 persem untuk salur gas dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Kami monitor kinerja mereka hingga kini masih di bawah target,” ujar Susan.
Terkait hal tersebut, SKK Migas kembali meminta Pertamina EP agar agar mengoptimalkan kinerja mereka sesuai dengan target yang telah disepakati bersama dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2020.
Susana menambahkan, untuk mengejar target di sisa 2020 ini, Manajemen SKK Migas meminta agar Pertamina EP fokus pada peningkatan kegiatan sumur pengembangan, kerja ulang, dan perawatan sumur.
“Kegiatan sumur pengeboran baru terealisasi 43 dari 96 kegiatan, kegiatan kerja ulang 99 dari 204 kegiatan, dan untuk perawatan sumur 1.844 dari 2.852 kegiatan. Hal ini yang menyebabkan pencapaian produksi dan lifting migas belum tercapai” tambahnya.
SKK Migas juga berkomitmen membantu Pertamina EP untuk merealisasikan RKA 2020. “RKA ini kan merupakan komitmen bersama, jadi kami pun akan berupaya secara maksimal agar Pertamina EP tidak menghadapi kendala dan hambatan dalam merealisasikannya, seperti kendala perizinan dan persetujuan, SKK Migas akan membantu secara penuh,” tutup Susana.
“Kami menyadari bahwa pada tahun 2020 ini banyak tantangan yang harus dihadapi seperti harga minyak yang belum stabil dan pandemi COVID 2019. Namun kita tidak boleh pasrah dengan keadaan, harus kerja secara extra ordinary,” demikian Susana. [Net]
Editor: Fajar Maritim