Bali Perlu Seimbangkan antara Kesehatan dan Ekonomi

- Editor

Senin, 7 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Jayasabha, Denpasar, Minggu (6/9/2020). (net)

Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Jayasabha, Denpasar, Minggu (6/9/2020). (net)

JAKARTA.bipol.co – Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana menyampaikan Pemerintah Provinsi Bali perlu menjaga keseimbangan antara menginjak “gas dan rem” antara kesehatan dan ekonomi dengan takaran tepat.

“Pertimbangan kapan harus menginjak gas dan kapan menginjak rem, harus diputuskan secara seksama dengan tetap menjadikan pertimbangan data dan informasi yang akurat sebagai basis pembuatan keputusan,” kata Ari Dwipayana saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Jayasabha, Denpasar, Minggu (6/9).

Ari Dwipayana menyampaikan Presiden Joko Widodo tetap menjadikan penanganan krisis kesehatan dalam pengendalian Pandemi COVID-19 sebagai prioritas.

Namun demikian, upaya-upaya untuk menggerakkan kembali sektor perekonomian juga perlu terus dilakukan.

“Presiden Jokowi dan seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju memberikan perhatian khusus bagi penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19 di Provinsi Bali,” tegas Ari Dwipayana.

Ia menyampaikan berdasarkan data pada Sabtu, 5 September 2020, menunjukkan angka Positif Rate di Bali sebesar 17,2 persen atau masih berada dibawah rata-rata nasional yang mencapai 24,3 persen.

Sedangkan Case Fatality Rate Bali (CFR) 1,6 persen juga di bawah rata-rata nasional sebesar 4,2 persen.

Demikian juga dengan angka Case Recovery Rate (CRR) Bali mencapai 81,1 persen atau lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional sebesar 70,6 persen.Terkait angka sembuh, Bali ada diperingkat sembilan.

“Walaupun dari angka-angka yang ada, Bali masih lebih baik dari rata-rata nasional,” kata Ari Dwipayana.

Ia mengingatkan bahwa kemampuan Bali untuk melandaikan kurva COVID-19 akan menentukan kecepatan pemulihan ekonomi Bali yang mengalami kontraksi cukup dalam.

“Perhatian khusus diberikan pemerintah Pusat pada ekonomi Bali, mengingat Provinsi Bali mengalami kontraksi ekonomi dalam dua kuartal terakhir,” katanya.

Pada kuartal I tahun 2020, dipaparkan, saat ekonomi Indonesia tumbuh 2,97 persen, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi (minus 1,14 persen), dan pada kuartal II saat perekonomian nasional terkontraksi (minus 5,32 persen), perekonomian Bali mengalami kontraksi paling dalam dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia yaitu (minus 10,98 persen).

Ari Dwipayana menegaskan bahwa posisi Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia serta hub utama pariwisata Indonesia membuat penanganan COVID-19 di Provinsi Bali semakin penting dan mendesak.

“Anjloknya ekonomi Bali berdampak pada daerah daerah lain. Banyak aktivitas perekonomian di daerah lain yang terkait pariwisata Bali terkena dampak atas penurunan aktivitas pariwisata di Bali,” katanya.

Secara keseluruhan, disampaikan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Juli 2020 jika dibandingkan dengan Juli 2019 mengalami penurunan minus 89,12 persen atau 159,8 ribu pada Juli 2020, sedangkan pada Juli 2019 mencapai 1.468,2 ribu.

Jumlah kunjungan wisman Januari-Juli 2020 menurun 64,64 persen dibanding Januari-Juli 2019.

Perkembangan tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang pada Juli 2020 mencapai rata-rata 28,07 persen atau turun 28,66 poin dibandingkan TPK Juli 2019 sebesar 56,73 persen.

Begitu juga penerbangan domestik Juli 2020 dibandingkan Juli 2019 mengalami penurunan 79,58 persen. (net)

Editor Deden .GP

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB