BANDUNG,bipol.co – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan membentuk tim Diplomasi Jabar yang bertugas sebagai agen kerja sama dengan pihak luar negeri. Tim ini akan beranggotakan para diplomat atau mantan duta besar RI asal Jabar.
“Mereka akan menyambungkan pintu kerja sama luar negeri dan mengenalkan Jabar,” ujar Emil, sapaan gubernur, di rumah dinas Gedung Pakuan Bandung, Senin (18/3/2019).
Emil mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Mashudi terkait pembentukan tim tersebut dan mendapat respon positif. Mengenai nama dan jumlah anggotanya saat ini masih dirumuskan.
“Saya sudah minta ke Kemenlu dan responnya baik, jumlahnya Bu Menteri dan saya masih menghitungnya. Program itupun belum diberi nama, apakah Dubes Jabar atau tim Diplomasi Jabar, kita belum putuskan,” jelasnya.
Emil menginginkan ada program penguatan diplomasi Jabar. Jadi tim yang dibentuknya itu akan ditarik masuk ke dalam sebuah sistem sehingga kebutuhan yang kapasitasnya tidak dimiliki oleh ASN dapat diisi oleh para mantan diplomat tersebut.
“Tim ini nanti akan diinstitusikan supaya transparan, jelas nama dan tugasnya,” ujar Emil.
Saat ini perlu Pemprov Jabar sedang menerapkan birokrasi 3.0 atau birokrasi dinamis, dimana pemerintah menjadi akselerator pembangunan bukan operator. Jadi pembangunan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tapi bekerja sama dengan pihak lain atau penta helix.
“Dengan birokrasi 3.0 ini kita merangkul elemen masyarakat yang dianggap bisa membawa kebermanfaatan ke dalam sistem pemerintahan. Contohnya program Diplomasi Jabar ini atau Tim Akselerasi Pemerintahan (TAP),” jelasnya.
Birokrasi 2.0 atau birokrasi performa, yaitu “reward and punishment” saat ini sudah ditinggalkan oleh pemerintahan di berbagai negara. Birokrasi ini masih menganggap urusan pembangunan masih urusannya birokrasi atau seolah-olah kemajuan pembangunan itu harus dilakukan oleh dinas.
“Nah birokrasi 3.0 tidak seperti itu,” ucap Emil.
Antara
Editor : Herry Febriyanto