JAKARTA, bipol .co– Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), menjajal Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. JK terkesan dengan kereta anyar ini karena cepat, nyaman, dan tepat waktu, Rabu (20/2/2018).
JK menjajal MRT dari stasiun bawah tanah Bundaran HI sampai Stasiun Lebak Bulus. Mengenakan batik lengan panjang berwarna abu-abu dan memakai topi berwarna hitam, JK memulai perjalanan pukul 10.30 WIB.
Wapres didampingi antara lain Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Minister Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Miyashita, dan Kepala Japan International Cooperation Agency (JICA), Jamanaka Shinichi. Jarak antara Bundaran HI dan Lebak Bulus sekitar 16 kilometer (km).
Lama perjalanan 30 menit. Sesampai di Lebak Bulus, JK melakukan pengecekan rangkaian kereta hingga kabin masinis. JK sempat menjajal kursi masinis.
Kemudian berpose layaknya masinis yang tengah mengemudikan kereta. JK juga mengontrol kondisi pembangunan stasiun. JK terlihat puas dengan pembangunan MRT . “Moda transportasi ini enak, nyaman, dan tepat waktu,” kata JK.
JK berharap, tarif MRT terjangkau. Transportasi massal itu harus disubsidi untuk menekan biaya operasional. Kalau tidak nanti akan mahal seperti taksi. “Tidak ada suatu angkutan umum di dunia ini yang tidak disubsidi. Kecuali taksi tapi kan mahal,” ujarnya.
JK menuturkan, bicara infrastruktur transportasi, secara bisnis memang tidak menguntungkan. Namun jika dilihat dengan pendekatan ekonomi yang lebih luas, dampaknya signifikan.
Misalnya proyek MRT ini. Dibangun dengan menggunakan utang jangka panjang yang tenor pinjamannya hingga 40 tahun. Keuntungannya nanti jangka panjang. Jangka pendeknya keuntungan ekonomi.
“Secara ekonomi bangsa, hilang kemacetan saja ongkosnya berapa? Ada yang menghitung Rp 100 triliun ongkosnya kemacetan di Jakarta. Artinya cukup lima tahun beroperasi tanpa macet sudah kembali,” terangnya.
Sekadar informasi, total pinjaman diberikan Japan International Cooperation Agency Jepang (JICA) untuk menggarap proyek MRT Fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Dan, Fase II dengan rute Bundaran HIKampung Bandan bernilai sekitar 195 miliar yen atau berkisar Rp 26 triliun.
K berharap, pembangunan MRT terus dilakukan. Sekarang baru punya 16 km. Kalau mau Jakarta bisa bersaing dengan konta metropolis lain harus memiliki rute 200 km. India saja punya 300 km.
Menurut JK, moda transportasi MRT Jakarta cocok karena jumlah penduduknya mencapai 10 juta jiwa. “Ini MRT sistem ini baru cocok kalau Jakarta penduduknya 10 juta. Kalau di kota lain penduduknya hanya sejuta 2 juta bisa-bisa kosong ini,” ujar JK. (ant)