Gubernur Siapkan 4 Pintu Darurat Pelayanan Kesehatan

- Editor

Sabtu, 23 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jabar HM Ridwan Kamil

Gubernur Jabar HM Ridwan Kamil

BANDUNG, bipol.co — Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan Provinsi Jawa Barat. Sebab kesehatan merupakan modal dasar manusia untuk meningkatkan produktivitas.

Oleh karena itu, isu terkait Problematika Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan, menjadi menarik untuk dibahas di dalam kegiatan Temu Pemimpin untuk Aspirasi Masyarakat (TEPAS), yang digelar di rumah dinas Gubernur Jawa Barat, Gedung Negara Pakuan, di Bandung, Jumat (22/02/2019).

“Curhat dari rakyat kali ini terbagi dua, ada yang sifatnya sistemik, ada juga yang sifatnya kasuistik,” ungkap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

“Sistemik, misalnya ada yang curhat soal permasalahan BPJS, kemudian status perawat yang honorer. Kalau kasuistik, curhat masyarakat yang berhubungan dengan kedokterannya dan fisiologi, tentang penyakitnya langsung,” katanya.

Emil, panggilan Gubernur, menyebutkan ada empat pintu darurat, yang akan sangat responsif bila masyarakat membutuhkan akses cepat terkait kebutuhan pembiayaan, maupun penanganan kesehatan yang cukup urgen. Empat pintu tersebut diantaranya Jabar Quick Response (JQR), Komunitas Jabar Bergerak, Baznas Jabar, ada juga wecare.id (crowdfunding).

“Kami bentuk Jabar Quick Response (JQR), ternyata sangat dibutuhkan, terbukti laporan permohonan bantuan dan lain- lain kurang lebih sudah 42 ribu aduan,” katanya.

Adapun Komunitas Jabar Bergerak, merupakan perkumpulan organisasi non pemerintah, yang dikukuhkan Emil, Senin (18/02/2019) lalu di rumah dinasnya. Perkumpulan Jabar Bergerak ini siap menolong warga Jawa Barat yang mengalami kesulitan di berbagai bidang secara mandiri atau tidak menggunakan APBD.

Adapun Baznas Jabar, sebagai lembaga resmi Pemerintah, siap juga menampung pengaduan dan memberi bantuan kepada masyarakat terkait dengan pembiayaan kesehatan. Ditambah platform “crowdfunding”, dari wecare.id, yang melakukan penggalangan dana secara digital.

Di samping itu, Emil juga berharap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, supaya meningkatkan pelayanannya hingga tercapai pelayanan yang “zero complain”. Maka Emil pun menginginkan Posko BPJS ada di setiap rumah sakit, untuk menampung pengaduan langsung dari pasien, bila ada.

Berikutnya, Emil mengungkap bahwa “citra” rumah sakit rujukan di Jawa Barat, selalu tertuju pada Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) di Bandung. Padahal Jawa Barat juga punya sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang harus lebih dipopulerkan agar warga Jabar tidak perlu jauh-jauh datang ke Bandung, dengan harapan mendapat pelayanan yang baik. “Padahal RSUD sekarang juga alat- alatnya canggih- canggih seperti di RSHS,” ujarnya.

“Maka program rujukan regional akan segera difollow Up,” tegas Emil.

Di samping itu, Emil juga punya gagasan soal pemimdahan lokasi RSHS agar lebih representatif melayani warga Jawa Barat. Tak ketinggalan, Emil juga akan segera mencanangkan program Puskesmas Keliling, dengan nama “Mpus”, atau Mobil Puskesmas.

“Mobil itu nanti muter- muter bawa dokter bawa perawat, nanti di Jadwal, kalau populer banyak kebutuhan kita perbanyak. Sampai suatu hari pelayanan kesehatan di Jawa Barat ini komprehensif,” harapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, berharap substansi yang diutarakan Gubernur terkait kesehatan, bisa terealisasi. Ia pun akan segera malakukan pemetaan masalah, dan segera melakukan follow up untuk berbagai hal terkait. “Saya hari Senin saja sudah langsung janjian dengan direksi BPJS, terkait dengan 17 persen masyarakat Jabar yang belum terlayani BPJS,” kata Iwa.

Sejalan Emil, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar mengatakan, selama ini hanya RSHS saja yang banyak dipilih masyarakat sebagai rumah sakit rujukan. Akibatnya beban RSHS terlalu besar. Selain itu juga menyulitkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Terutama yang tinggal di lokasi yang jauh dari Kota Bandung.

Maka ada tujuh rumah sakit daerah yang terus dikembangkan sebagai rumah sakit rujukan regional. Diantaranya Rumah Sakit Cibinong, Rumah Sakit Syamsuddin Sukabumi, Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon, Rumah Sakit Tasikmalaya, Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung, Rumah Sakit Cibabat Cimahi, dan Rumah Sakit Karawang. “Mudah- mudahan program rumah sakit rujukan regional bisa optimal. Diharapkan layanan rujukan terutama untuk penyakit tertentu bisa lebih optimal di tangani di daerah,” harap Dodo. (hms)

Berita Terkait

Pilkada KBB 2024, Kepala Desa dan Perangkatnya Diminta Netral
Pemkab Bandung Raih Lagi Penghargaan, Dukung Gerakan SALUD dari Kementerian Perhubungan RI
Pj.Wali Kota ajak Masyarakat Tionghoa Memilah Sampah dan Peduli Kawasan Bandung Utara
Hadapi Musim Hujan, Pemkab Bandung Imbau OPD dan Camat Waspada Potensi  Bencana
Pemkot Cimahi Siap Ikuti Kebijakan Pemprov Jabar Soal Pembuangan Sampah ke TPA Sarimukti
Disnakertrans KBB Gemleng Petani Tembakau jadi Petani Terampil
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Utama Bhumandala Kanaka ‘Medali Emas’
Raih Predikat Geoportal Terbaik, Disciptabintar Kota Bandung Berkomitmen Bangun Bandung Geodata

Berita Terkait

Minggu, 10 November 2024 - 16:09 WIB

Pemkab Bandung Raih Lagi Penghargaan, Dukung Gerakan SALUD dari Kementerian Perhubungan RI

Rabu, 6 November 2024 - 11:20 WIB

Pj.Wali Kota ajak Masyarakat Tionghoa Memilah Sampah dan Peduli Kawasan Bandung Utara

Rabu, 6 November 2024 - 11:09 WIB

Hadapi Musim Hujan, Pemkab Bandung Imbau OPD dan Camat Waspada Potensi  Bencana

Rabu, 6 November 2024 - 08:44 WIB

Pemkot Cimahi Siap Ikuti Kebijakan Pemprov Jabar Soal Pembuangan Sampah ke TPA Sarimukti

Selasa, 5 November 2024 - 11:53 WIB

Disnakertrans KBB Gemleng Petani Tembakau jadi Petani Terampil

Berita Terbaru

NEWS

Penyerapan Pupuk Bersubsidi di Sumedang Masih Rendah

Senin, 11 Nov 2024 - 12:54 WIB