Oded Respon Kantong Plastik Berbayar

- Editor

Sabtu, 2 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG.bipol.co – Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial sangat mengapresiasi langkah Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memberlakukan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) dengan biaya minimal Rp200. Hal itu sejalan dengan semangatnya menggalakan program Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam mengurangi penggunaan sampah plastik. Oded berharap, masyarakat bisa memandang kebijakan ini secara positif, yakni demi mengurangi produksi sampah plastik. Sebab, sampah plastik merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan bahkan kehidupan manusia.

“Saya berharap semua masyarakat bisa merespon positif, karena dampak sampah positif sangat luar. Ada kejadian ikan paus dibelek di dalamnya banyak sampah plastik. Ini persoalan. Makanya saya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengurangi kantong kresek dalam keseharian kita,” kata Oded di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Jumat (1/3/2019).

Oded mengaku, sempat mengikuti pemaparan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) perihal bahaya sampah plastik. Dia semakin prihatin ketika Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar. Dampak luasnya hingga mencapai ke lautan. Sebagai tindak lanjutnya, sambung Oded, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya meminta agar dibuatkan regulasi khusus untuk mengatur pengurangan sampah plastik.

“Saya masih ingat dulu pernah diundang ke Kementerian Lingkungan Hidup, mereka mempresentasikan bahaya dampak dari sampah kresek. Plastik menjadi sampah terbesar dan lautan paling kotor di Indonesia salah satunya,” ujarnya. Oded menuturkan, pemberlakukan kantong plastik berbayar bukanlah sesuatu yang baru. Di Kota Bandung bahkan sudah lebih dulu terbit Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pengurangan sampah Plastik.

Bahkan, lanjut Oded, Pemkot Bandung juga sebelumnya sudah gencar mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik. Kemudian, diperkuat oleh konsep gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) guna menekan produksi sampah. “Antara regulasi dengan edukasi jadi gerakan di masyarakat. Saya berharap dengan Kang Pisman bukan sekadar mengurangi dan memilah sampah plastik, tapi juga mengurangi penggunaan kantong plastik,” katanya. (dgp)

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB