Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

- Editor

Kamis, 28 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi memitu atau syukuran saat usia kandungan ibu hamil memasuki  7 bulan di Kab. Indramayu kini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. (Foto: Diskominfo Indramayu)

Tradisi memitu atau syukuran saat usia kandungan ibu hamil memasuki 7 bulan di Kab. Indramayu kini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. (Foto: Diskominfo Indramayu)

BIPOL.CO, KAB. INDRAMAYU – Tradisi memitu atau syukuran saat usia kandungan bagi ibu hamil yang memasuki 7 bulan di Kabupaten Indramayu kini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Indramayu, Uum Umiyati menjelaskan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan tradisi yang ada di masyarakat Indramayu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Yaitu tradisi memitu.

Memitu merupakan tradisi warisan turun temurun yang hingga kini masih dilestarikan masyarakat Kabupaten Indramayu. Hal itu menjadi salah satu indikator ditetapkannya memitu sebagai warisan tak benda yang ada di Indramayu.

“Ada 4 indikatornya. Salah satunya adalah masih dilestarikan oleh masyarakat Indramayu,” ujar Uum.

Uum menilai, tradisi atau syukuran ibu hamil yang usia kandungannya memasuki 7 bulan itu masih dilakukan secara merata oleh masyarakat Kabupaten Indramayu.

“Semua wilayah Indramayu masih melakukan prosesi itu,” ungkapnya.

Bertahan Di Masyarakat, Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai WBTB. Foto: Diskominfo Indramayu

Dalam prosesinya, pelaksanaan memitu biasanya identik dengan rujakan atau rujak memitu. Uniknya di beberapa wilayah di Kabupaten Indramayu terdapat beberapa prosesi lainnya yang menjadi satu pembeda dalam pelaksanaan memitu.

Salah satunya, tak hanya memandikan ibu hamil dengan memakai air dari 7 sumber mata air. Beberapa juga prosesi memitu juga identik dengan doa bersama hingga kidungan.

“Iya, lebih ke kidungan. Ada juga yang tidak pakai kidung. Cuma rata-rata hampir sama ada rujakan, kidungan, ada rumah-rumahan terus sumber air juga pakai 7 sumber mata air,” terangnya.

Kidungan yang digunakan saat prosesi memitu masih kental diterapkan bagi masyarakat di beberapa kecamatan di Indramayu, yakni Cikedung, Losarang, dan Lelea.**

Berita Terkait

Jelang Lebaran Bupati Bandung Bakal Bagikan Sembako, Tahap Pertama 10 Ribu Paket
PLN Icon Plus Launching Studio Main Cama-cama di Jalan Braga Kota Bandung
Berikan Motivasi Peserta Pelatihan Bedas Entrepreneurship, Ali Syakieb Tanya Soal Sinetron Pesantren dan Rock n Roll
Sebagai Rasa Syukur Atas Lancarnya Pilkada Kabupaten Bandung, Kadis PUTR Santuni Puluhan Anak Yatim Piatu
Tasyakuran HUT ke-3 Koarmada RI: Santunan, Penghijauan, dan Apresiasi Prajurit
Potong Tumpeng Awali Kegiatan HPN 2025 PWI Kab Bandung, Ini Pesan Bupati Dadang Supriatna 
“Semoga Makin Gacor”, Beckham Lepas Masa Lajang, Bawa Sejumlah Seserahan Spesial Plus Sertifikat Saham Persib
Bey Machmudin: Makanan Legendaris dari Seluruh Jawa Barat Obati Kerinduan Masyarakat
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 7 Maret 2025 - 21:43 WIB

Jelang Lebaran Bupati Bandung Bakal Bagikan Sembako, Tahap Pertama 10 Ribu Paket

Jumat, 28 Februari 2025 - 13:17 WIB

PLN Icon Plus Launching Studio Main Cama-cama di Jalan Braga Kota Bandung

Senin, 24 Februari 2025 - 18:08 WIB

Berikan Motivasi Peserta Pelatihan Bedas Entrepreneurship, Ali Syakieb Tanya Soal Sinetron Pesantren dan Rock n Roll

Kamis, 20 Februari 2025 - 19:37 WIB

Sebagai Rasa Syukur Atas Lancarnya Pilkada Kabupaten Bandung, Kadis PUTR Santuni Puluhan Anak Yatim Piatu

Senin, 10 Februari 2025 - 20:36 WIB

Tasyakuran HUT ke-3 Koarmada RI: Santunan, Penghijauan, dan Apresiasi Prajurit

Berita Terbaru