JAKARTA,bipol.co – Hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menyebutkan elektabilitas PDIP dan Gerindra masih mengungguli semua partai politik, namun partai baru seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengalami kenaikan signifikan.
“Elektabilitas parpol lain cenderung stabil, hanya PSI yang mengalami kenaikan signifikan, mencapai 4,2 persen,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Meskipun turun dari survei sebelumnya pada bulan Januari, PDIP tetap meraih elektabilitas tertinggi sebesar 23,0 persen. Gerindra naik tipis menjadi 16,1 persen. Menurut Okta, naiknya elektabilitas PSI didukung oleh sosialisasi yang cukup efektif dilakukan selama musim kampanye.
Sebagai parpol baru dengan segmen sasaran generasi milenial, PSI paling banyak menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi (34 persen), disusul Gerindra (32,1 persen). Penggunaan media massa tradisional lebih banyak dilakukan oleh parpol yang dipimpin oleh pengusaha media, seperti Nasdem (38,9 persen) dan Perindo (37,0 persen).
“Parpol besar lain turut efektif menggunakan media massa berkat pemberitaan yang cukup masif, khususnya terkait dengan pilpres,” jelas Okta.
Misalnya Gerindra (29,5 persen), PDIP (24,3 persen), dan Demokrat (22 persen). Selain itu, pemasangan alat peraga kampanye (APK) tidak terhindarkan menjadi cara paling efektif dilakukan oleh parpol lama.
“Demokrat tercatat paling banyak menggunakan APK sebagai medium sosialisasi (32,2 persen),” kata Okta.
Hal serupa dilakukan oleh hampir semua parpol besar dan menengah. Pemasangan APK juga rata-rata dikombinasikan dengan sosialisasi oleh kader parpol atau relawan dan pertemuan tatap muka yang melibatkan para caleg.
Menurut Okta, PSI cukup efektif menggunakan beragam medium sosialisasi selain media sosial. Meskipun tidak memiliki media massa dan bukan parpol utama pengusung capres-cawapres, PSI kerap tampil dengan isu-isu kontroversial. (ant)