Perokok Indonesia Sulit Berhenti Merokok

- Editor

Senin, 18 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA.bipol.co – Pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI) Dimasz Jeremia mengatakan sejumlah perokok Indonesia masih kesulitan dalam mencari cara efektif dalam berhenti merokok.

“Saya sudah merasakan sendiri betapa susahnya berhenti merokok. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa berhenti merokok bukan hanyalah soal tantangan psikologis, namun juga fisik. Ketika saya berhenti mengonsumsi rokok secara tiba-tiba, tubuh saya gemetar, mulut saya jadi pahit, dan saya terus-terusan merasa gelisah,” ujar Dimasz dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Dalam mengurangi efek buruk merokok dan secara efektif membantu para perokok aktif untuk berhenti, ada dua hal yang harus dipahami yaitu bahaya mengonsumsi rokok tembakau dan zat yang mendorong terjadinya ketergantungan terhadap rokok.

Dia menjelaskan bahaya yang dihasilkan oleh rokok datang dari tembakau yang dibakar, yang mana tembakau yang dibakar melepaskan ribuan zat kimia yang 80 persen diantaranya merupakan zat karsinogenik.

Sementara itu, nikotin yang terkandung dalam sebatang rokok bersifat adiktif dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia mengandung zat karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Apabila dalam hal ini tembakau adalah zat yang paling berbahaya dan harus dihindari, maka tembakau perlu dipisahkan dari nikotin.

“Dari pemisahan kedua zat tersebut, kita dapat mencari cara alternatif yang dapat lebih efektif membantu perokok mengurangi risiko berbahaya merokok konvensional.”

Cara alternatif tersebut harus mampu menyerupai pengalaman yang dirasakan oleh perokok ketika mereka mengonsumsi rokok konvensional agar cara tersebut bisa secara efektif menggantikan posisi rokok tembakau dengan produk alternatif yang lebih tidak berbahaya.

Sejumlah penelitian seperti Electronic Nicotine-Delivery System (ENDS) atau rokok elektrik dapat memberikan pengalaman alternatif yang serupa dengan merokok tembakau namun dengan risiko kesehatan yang jauh lebih rendah karena tidak melibatkan proses pembakaran.

Hal itu dipublikasikan oleh Public Health England (PHE) pada 2018, yang mana penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok tembakau. Selain itu, juga pada tahun 2018, American Cancer Society (ACS) menyatakan bahwa ENDS seharusnya dipertimbangkan sebagai sebuah solusi untuk mengurangi risiko kanker yang disebabkan oleh rokok tembakau.

Untuk mengurangi efek berbahaya merokok, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan pendekatan yang lebih terbuka terhadap alternatif-alternatif dari rokok tembakau seperti ENDS yang telah banyak diterapkan di beberapa negara.**

Antara

Editor Deden .G Pandawa

Berita Terkait

Pengakuan Ayu Aulia: Dia Sudah Hamil 4 Bulan Sebelum Ketemu RK
Momen Hari Raya Idulfitri 1446 H, Bupati Bandung Paparkan Capaian 13 Program Strategis
Pulang dari Umrah Bupati Bandung Langsung Bagikan Ribuan Paket Sembako
PWI Kabupaten Bandung Gelar Buka Bersama dan Berbagi Takjil pada Warga dan Pengguna Kendaraan
Bupati Bandung: Di Era Modern Tidak Boleh Lagi Buta Huruf, Apalagi Buta Terhadap Al-Qur’an
Jelang Lebaran Bupati Bandung Bakal Bagikan Sembako, Tahap Pertama 10 Ribu Paket
PLN Icon Plus Launching Studio Main Cama-cama di Jalan Braga Kota Bandung
Berikan Motivasi Peserta Pelatihan Bedas Entrepreneurship, Ali Syakieb Tanya Soal Sinetron Pesantren dan Rock n Roll

Berita Terkait

Rabu, 2 April 2025 - 12:18 WIB

Pengakuan Ayu Aulia: Dia Sudah Hamil 4 Bulan Sebelum Ketemu RK

Senin, 31 Maret 2025 - 17:39 WIB

Momen Hari Raya Idulfitri 1446 H, Bupati Bandung Paparkan Capaian 13 Program Strategis

Minggu, 30 Maret 2025 - 14:12 WIB

Pulang dari Umrah Bupati Bandung Langsung Bagikan Ribuan Paket Sembako

Sabtu, 22 Maret 2025 - 11:49 WIB

PWI Kabupaten Bandung Gelar Buka Bersama dan Berbagi Takjil pada Warga dan Pengguna Kendaraan

Senin, 17 Maret 2025 - 12:37 WIB

Bupati Bandung: Di Era Modern Tidak Boleh Lagi Buta Huruf, Apalagi Buta Terhadap Al-Qur’an

Berita Terbaru