JAKARTA.bipol.co – Direktur Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Hasan Ghozali menyatakan rangkaian partai final musim ini yang mempertemukan Stapac Jakarta dengan Satria Muda Pertamina Jakarta bakal menyajikan pertarungan dari rivalitas paling membara di dunia bola basket Indonesia.
“Ini bukan hanya sekadar final, tapi ini rivalitas dua tim yang tidak asing lagi antara Satria Muda dan Stapac,” kata Hasan dalam konferensi pers jelang final IBL 2018-2019 di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
“Rivalitas ini mungkin yang paling membara di dunia basket Indonesia,” ujar dia menambahkan. Pernyataan Hasan tentu tidak keliru mengingat rivalitas antara Satria Muda dan Stapac bertumbuh bahkan sejak era Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama).
Pertemuan pertama kedua tim di partai final terjadi pada Kobatama 2002, saat itu Stapac masih mengusung nama Aspac Jakarta dan Satria Muda mengusung nama Mahaka Satria Muda.
Aspac keluar sebagai juara lewat kemenangan dua laga langsung dalam format final best of three, dengan memenangi laga pertama 67-53 dan laga kedua 68-51.
Sejak itu, keduanya kemudian bertemu lagi dalam delapan partai final baik itu era IBL lama maupun Liga Bola Basket Nasional (NBL). Terakhir kali mereka bertemu di final NBL 2013/2014, di mana Stapac menjadi juara usai mengalahkan Satria Muda 83-67.
Ghozali berharap sajian menarik bakal terjadi di final IBL musim ini, mengingat sudah lima tahun berselang sejak pertemuan antara Stapac dan Satria Muda berlangsung di partai puncak kompetisi bola basket nasional. “Semoga terbaik keluar sebagai juara,” kata Ghozali.
Keberhasilan Stapac kembali mencapai final setelah lima tahun berselang, diharapkan sang manajer Irawan Hayono bisa berakhir dengan kemenangan.
“Sudah empat tahun absen final. Ini tahun kelima akhirnya mencapai final lagi, mudah-mudahan bisa (juara) kalau diberikan kemudahan dari Yang Di Atas,” kata pria yang akrab disapa Kim Hong itu.
Sementara Wakil Presiden Satria Muda, Rony Gunawan, menegaskan bahwa partai final melawan Stapac memiliki makna tersendiri bagi pihaknya, sebab mereka memiliki rasa hormat yang besar terhadap lawannya.
“Ini sangat berarti bagi Satria Muda, kami sangat respek sama Stapac, sehingga setiap menghadapi mereka persiapannya selalu lebih baik dari aspek mental maupun fisik,” tutur Rony, yang juga semasa berkarier kerap membantu Satria Muda menghadapi Stapac.
Rangkaian partai final IBL 2018-2019 akan terlebih dulu digelar di markas Satria Muda di GOR BritAma Arena, Jakarta, pada Kamis (21/3) sebelum diboyong ke GOR C’Tra Arena, Bandung, untuk laga kedua, dua hari berselang. Jika belum ada tim yang memenangi dua laga, maka pertandingan ketiga akan dilangsungkan di C’Tra Arena pada Minggu (24/3).**
Antara
Editor Deden .GP