DAK Pendidikan Turun, Dampak OTT?

- Editor

Senin, 25 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi.(net)

Ilustrasi.(net)

CIANJUR, bipol.co – Besaran dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan di Kabupaten Cianjur tahun ini turun. Sebelumnya pada tahun lalu besarannya di kisaran Rp50 miliar. Tahun ini turun menjadi sekitar Rp37 miliar.

Belum diketahui persis penyebab terpangkasnya nilai DAK bidang pendidikan tahun ini. Namun ramai beredar kabar, kondisi itu dipicu kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Kepala Disdukbud Kabupaten Cianjur, CS, bersama kroninya, yang juga menyeret Bupati Cianjur nonaktif, Irvan Rivano Muchtar.

“Kalau penyebab turunnya nilai DAK, saya belum tahu persis. Tapi memang DAK itu nilainya turun. Tahun ini hanya sekitar Rp37 miliar dari sebelumnya Rp50 miliar,” kata Kepala Disdukbud Kabupaten Cianjur, Oting Zaenal Muttaqien, Senin (25/3/2019).

DAK bidang pendidikan dialokasikan untuk SMP dan SD. Untuk SMP besarannya sekitar Rp17 miliar dan untuk SD di kisaran Rp20 miliar. “Alokasinya untuk pembangunan fisik, yakni rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru,” jelasnya.

Untuk SD dialokasikan sebanyak 1 ribu unit pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi. Sedangkan untuk SMP sebanyak 150 unit. “Untuk SMP memang relatif lebih sedikit karena selama ini banyak yang berstatus swasta,” terang mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur itu.

Besaran DAK sekitar Rp37 miliar itu tentu relatif sangat kurang. Idealnya, kata Oting, per tahun bisa mendapatkan Rp100 miliar. “Inginnya kita mengejar target. Kalau di angka Rp100 miliar saja per tahun, butuh waktu 10 tahun. Pokoknya kurang, kurang, kurang,” tegasnya.

Terlepas penyebab berkurangannya nilai DAK itu karena kasus OTT KPK, Oting berharap ke depan perlu segera direvitalisasi skema-skema penyaluran distribusi DAK itu di lingkungan Disdukbud Kabupaten Cianjur. Sehingga ke depan berbagai bantuan bagi pendidikan bisa tepat sasaran.

“Dugaan terjadinya pemotongan DAK di sekolah-sekolah terindikasi sudah sejak 5 tahun ke belakang,” jelasnya. **

Reporter : Andi
Editor : Ude D Gunadi

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB