BANDUNG, bipol.co – Berkaca dari kasus Aminah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar akan membentuk tim khusus untuk membangun sistem navigasi migrasi.
Kepala Disnakertrans Jabar M. Ade Afriandi mengatakan hal itu dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi bipol.co, Sabtu (18/5/2019) malam.
“Sistem ini terbentuk dari seluruh rangkaian sistem pendataan calon tenaga kerja, sistem pengrekrutan yang melibatkan peran disnaker provinsi dan kota/kabupaten, sistem pelatihan dan sertifikasi, sistem penempatan, serta sistem tracking warga Jabar yang bekerja di Luar Negeri,” kata Ade dalam keterangan pers tersebut.
Ia menjelaskan, pembangunan sistem Navigasi Migrasi ini akan melibatkan seluruh ekosistem migrasi, dari mulai pemerintah daerah, pusat, perusahaan swasta pelatihan dan penempatan, lembaga-lembaga keuangan, dan lain sebagainya.
“Inilah bangunan pokok dari Program Migran Juara yang telah menjadi salah satu program unggulan pemerintahan Provinsi Jawa Barat setidaknya 5 tahun ke depan. Dan hal ini sejalan dengan peran dan tugas pemerintah daerah yang disebutkan dalam UU No. 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran,” kata Ade.
Ia menjelaskan, apa yang terjadi pada Umi Kulsum atau Aminah memberi banyak fakta pada ribuan pekerja migran perempuan asal Jawa Barat. “Berangkat jauh karena desakan ekonomi keluarga, miskin pengetahuan tentang prosedur yang benar, hak-hak yang harus dilindungi, dan bahkan kepada siapa harus meminta pertolongan apabila terjadi sesuatu,” kata Ade memberi contoh fakta-fakta tersebut.
Dari peristiwa itu, katanya, muncul banyak pertanyaan. “Misalnya bagaimana sistem pendataan ketenagakerjaan, terutama bagi pekerja migran yang bekerja di luar negeri? Apakah pemerintah mendapatkan informasi yang cukup ketika Job Order sebagai syarat penerbitan Visa kerja dikeluarkan di kedutaan-kedutaan. Bagaimana pertanggungjawaban perusahaan penempatan? Bagaimana perlindungan Umi Kulsum sebagai pekerja, apakah dia memiliki kontrak kerja? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa yang selalu berulang pada saat kejadian seperti ini terjadi,” katanya. **
Editor: Ude D Gunadi