BANDUNG, bipol.co – Dua minggu di awal ramadhan tentunya menjadi berkah khususnya bagi pedagang makanan dan minuman, khususnya bagi penjual takjil. Namun cerita berbeda dialami para pedagang baju koko , di minggu pertama dan kedua biasanya hasil penjualan mereka tidak seramai para pedagang takjil.
Randi Randiyansah 23 tahun salah satu pedagang baju koko mengatakan setiap harinya masih sepi peminat . ” Peminatnya dari awal ramadhan sampai sekarang masih sepi, belum ramai. Tiap harinya 1-2 pakaian saja yang laku . ” ujar Randi kepada bipol.co saat ditemui di tempat berjualannya di Sekitar Taman Tegallega Kota Bandung. Kamis (16/5/2019)
Randi yang merupakan warga Tegallega RT 4/RW 6 Kec. Regol Kota Bandung, menjual beraneka ragam perangkat alat sholat dengan variasi warna yang berbeda seperti sarung ada enam warna , cokelat, hijau , merah , biru , orange sama merah bata . “Kalau baju koko banyak warnanya , tapi baju koko yang banyak diminati itu warna putih , kemudian yang kedua diminati sarung , terakhir peci. kalau sejadah mah jarang yang beli. 3 barang itu aja yang laku biasanya.” ucapnya
Ia mengatakan harga yang di jualnya masih berlaku normal, namun kemungkinan harga barang yang ia jual akan naik 2 minggu sebelum lebaran. ” Sekarang harganya masih normal.Sarung harga nya beda-beda, paling murah harganya 50.000 yang mahal harganya 80.000 itu sarung , Sedangkan Peci kisaran harga dari 40.000 sampai 60.000, Sejadah harganya 50.000 , Baju koko dari harga 50.000 sampai 80.000. biasanya untuk pedagang baju koko mulai ramai 2 minggu sebelum lebaran, ” ungkap Randi.
” Saya berjualan disini dari tahun 2012. Berjualan seperti ini hanya 1 tahun sekali saja setiap ramadhan. Kalau di hari biasa kadang dagang buah-buahan atau pakaian. ” pungkas Randi.**
Reporter Alvian
Editor Deden .GP