BANDUNG,bipol.co – Kemenko PMK berupaya meningkatkan pembudayaan masyarakat yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum agar lebih waspada terhadap bencana. Upaya tersebut, sekaligus mendukung percepatan normalisasi sungai yang sekarang mendapat predikat terkotor di dunia.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Mayjen TNI (purn) Dody Usodo dalam kegiatan Workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana DAS Citarum yang berlangsung di Hotel Lingga, Kota Bandung, Senin (17/06/2019).
Dikatakannya, pembudayaan tersebut adalah bagian dari program gerakan revolusi mental yang diinisiasi pemerintah pusat melalui Kemenko PMK. Sebab, banyak kebiasaan masyarakat dalam memperlakukan sungai yang tidak ramah kebersihan dan berpotensi menjadi bencana.
“Sungai Citarum ini kan dibagi beberapa sektor. Sekarang sektor satu dan dua ini ada di hulu. Kita sudah tinjau ke sana, sudah dikaji dan dianalisa memang di hulu kerawanannya adalah longsor,” ujarnya.
Di wilayah hulu Sungai Citarum, jelasnya, banyak masyarakat yang bercocok tanam di tanah dengan kemiringan hingga 60 derajat. Dirinya menilai, perilaku masyarakat dalam bercocok tanam tersebut dapat menyebabkan bencana karena kontur tanahnya mudah longsor.
Melalui pembudayaan tersebut, pihaknya mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi lingkungan. Terlebih, banyak bencana terjadi karena ulah dan perilaku manusia sendiri seperti penebangan dan pembalakan liar yang menyebabkan banjir bandang dan longsor.
“Sama dengan Citarum, kebersihan sungai itu kan bisa dijaga karena sungai kotor bisa menyebabkan bencana. Terjadinya wabah penyakit itu kan bencana juga karena ulah manusia,” tuturnya.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto