Percepat Normalisasi Citarum, Kemenko PMK Revolusi Mental Warga DAS

- Editor

Senin, 17 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Mayjen TNI (purn) Dody Usodo.

disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Mayjen TNI (purn) Dody Usodo.

BANDUNG,bipol.co – Kemenko PMK berupaya meningkatkan pembudayaan masyarakat yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum agar lebih waspada terhadap bencana. Upaya tersebut, sekaligus mendukung percepatan normalisasi sungai yang sekarang mendapat predikat terkotor di dunia.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Mayjen TNI (purn) Dody Usodo dalam kegiatan Workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana DAS Citarum yang berlangsung di Hotel Lingga, Kota Bandung, Senin (17/06/2019).

Dikatakannya, pembudayaan tersebut adalah bagian dari program gerakan revolusi mental yang diinisiasi pemerintah pusat melalui Kemenko PMK. Sebab, banyak kebiasaan masyarakat dalam memperlakukan sungai yang tidak ramah kebersihan dan berpotensi menjadi bencana.

“Sungai Citarum ini kan dibagi beberapa sektor. Sekarang sektor satu dan dua ini ada di hulu. Kita sudah tinjau ke sana, sudah dikaji dan dianalisa memang di hulu kerawanannya adalah longsor,” ujarnya.

Di wilayah hulu Sungai Citarum, jelasnya, banyak masyarakat yang bercocok tanam di tanah dengan kemiringan hingga 60 derajat. Dirinya menilai, perilaku masyarakat dalam bercocok tanam tersebut dapat menyebabkan bencana karena kontur tanahnya mudah longsor.

Melalui pembudayaan tersebut, pihaknya mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi lingkungan. Terlebih, banyak bencana terjadi karena ulah dan perilaku manusia sendiri seperti penebangan dan pembalakan liar yang menyebabkan banjir bandang dan longsor.

“Sama dengan Citarum, kebersihan sungai itu kan bisa dijaga karena sungai kotor bisa menyebabkan bencana. Terjadinya wabah penyakit itu kan bencana juga karena ulah manusia,” tuturnya.**

Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru