CIANJUR,bipol.co – Kehadiran Pondok Pesantren Salafiyah tidak bisa di lepaskan begitu saja dari perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Terlebih ditengah arus modernisasi saat ini, pemerintah perlu memperhatikan serius keberadaan pondok pesantren khususnya di Kabupaten Cianjur.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Cianjur, Lepi Ali Firmansyah menegaskan pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran dari APBD untuk Bantuan Operasional Santri (BOS) bagi seluruh pesantren Salafiyah.
” Ini penting untuk membantu menjaga beban biaya operasional pesantren yang selama ini ditanggung Pengelola Pesantren dan sumbangan suka rela orang tua santri,” kata Lepi dalam keterangan tertulisnya kepada bipol.co, Jumat (9/8/2019).
Menurut Lepi, pondok pesantren perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah agar tetap bisa bertahan di tengah arus moderenisasi yang menawarkan ragam dan jenis pendidikan.
“Itu penting dilakukan, karena sejak ratusan tahun yang lalu pesantren sudah menjadi model pendidikan khas Cianjur dan Indonesia yang telah melahirkan peradaban dan kemajuan serta pemimpin-pemimpin bangsa ini,” jelasnya.
Terlebih, pendidikan pesantren memiliki muatan yang sangat bagus dalam mendidik karakter dan jiwa anak bangsa, serta pengetahuan yang sejalan dengan kemajuan zaman.
“Ditambah lagi, pesantren merupakan ciri khas dari model pendidikan di Cianjur sehingga disebut Kota Santri,” tukas Lepi.
Diungkapkannya, selama ini pesantren-pesantren Salfiyah dikelola secara mandiri oleh para Kyai dan dibantu oleh sumbangan sukarela para santri. Oleh karena itu, akan sangat baik jika pemerintah megalokasikan anggaran dari APBD untuk Bantuan Operasional Santri (Bos Pesantren).
“APBD ini kan besar, jadi kalau mengalokasikan pos untuk BOS Pesantren Insya Allah tidak akan mengganggu pos yang lainnya. Kalau dialokasikan 700rb per santri/tahun, lalu dikalikan 10.000an santri salafiyah kan hanya 7 M. Tambah untuk sarana dan alat belajar. Jika dianggarkan 10 M, kan tidak terlalu besar,” papar Lepi.**
Editor : Herry Febriyanto