BANDUNG,bipol.co – Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Jabar belum memiliki sarana dan pelatih bagi nelayan agar mendapat sertifikat Basic Safety Training Fisheries (BST-F). Untuk itu, para nelayan di Jawa Barat terpaksa mengikuti pelatihan di Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang berada di Tegal, Jawa Tengah.
“Belum ada sarana dan pelatihnya, mereka yang mengeluarkan sertifikasi itu tidak bisa sembarangan. Kita yang paling mudah itu mengirimkan ke sana,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Jabar Jafar Ismail usai kegiatan Japri (Jabar Punya Informasi) di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (17/09/2019).
Namun begitu, Jafar menyatakan jika Diskanlut Jabar akan bekerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Mundu, Kabupaten Cirebon. Di sekolah tersebut, paparnya, terdapat jurusan perikanan dan kelautan yang juga mengeluarkan sertifikat BST-F.
“Di Jawa Barat yang ada itu di Mundu dan sudah mengeluarkan BST-F, lulusannya sudah otomatis. Tapi di Jabar Selatan belum ada,” ucap dia.
Jafar mengungkapkan, ada dua daerah di Jawa Barat yang mengajukan berdirinya SMK Perikanan dan Kelautan. Namun, Diskanlut Jabar merasa perlu adanya persiapan dan pertimbangan yang matang untuk merealisasikan ajuan tersebut.
“Kemarin yang mengajukan Cianjur dan Cidaun ingin juga mempunyai. Tapi harus prasarana dan guru gurunya dipersiapkan dulu,” tutur dia.
Diketahui, Pemprov Jabar memfasilitasi nelayan agar memiliki sertifikat Basic Safety Training Fisheries (BST-F) yang bisa dipergunakan untuk bekerja di bidang perikanan perusahaan asing. Upaya tersebut merupakan bentuk realisasi Pemprov Jabar dalam program nelayan juara.
Adapun jumlah nelayan di Jawa Barat sebanyak 123.041 orang. Jumlah tersebut, terdiri dari nelayan penuh sebanyak 81.720 orang, nelayan sambilan utama 38.577 orang dan nelayan sambilan tambahan 7.744 yang tersebar di berbagai daerah pesisir di Jawa Barat.
Reporter : Iman Mulyono
|