JAKARTA, bipol.co – PT. Pertamina (Persero) kemarin telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat. Ada perombakan terhadap satu anggota direksi dan tiga dewan komisaris.
Keputusan tersebut tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-282/MBU/11/2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris Perseroan (Persero) PT. Pertamina.
Selanjutnya adalah SK-283/MBU/11/2019, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina. Keputusan tersebut ditetapkan pada 22 November 2019.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menjelaskan rincian perombakan di Pertamina di tubuh direksi, yaitu mengangkat Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini, menjadi Direktur Keuangan Pertamina menggantikan Pahala Mansury.
“Tadi Bu Emma menggantikan Bapak Pahala,” kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Berikutnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diangkat menjadi Komisaris Utama (Komut) menggantikan Tanri Abeng. Budi Gunadi Sadikin diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama menggantikan Arcandra Tahar.
Terakhir adalah mengangkat mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Condro Kirono, sebagai Komisaris menggantikan Gatot Trihargo.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa dirinya bakal mengikuti aturan main yang berlaku.
“(Soal status partai) ikuti aturan saja kita,” kata Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Bila aturannya memang mengharuskan dirinya mundur dari partai ketika diangkat menjadi komisaris di Pertamina, maka dia siap mengikuti aturan tersebut.
“Saya nggak tahu. Kalau aturannya (harus mundur dari partai) kita ikuti aturan pasti ya,” tambahnya.
Erick Thohir sebelumnya mengatakan bahwa siapapun yang ditunjuk menjadi komisaris utama di perusahaan negara harus mundur dari partai politik, termasuk Ahok.
“Semua komisaris di BUMN, apalagi direksi harus mundur dari partai,” ujar Erick di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2019).
Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik, Arya Sinulingga, mengungkapkan alasan Erick merekrut Condro Kirono. Intinya, itu untuk memperkuat fungsi pengawasan di Pertamina.
“Seperti kata Pak Erick Thohir, komisaris akan diperkuat itu inti pertamanya. Kemudian komisaris itu punya fungsi untuk melakukan pengawasan jadi masuknya Pak Ahok, masuknya Pak Condro, juga bagian dari sana gitu. Dengan kemampuan Beliau, sudah pasti arahnya ke sana,” kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Dengan latar belakang Condro sebagai polisi, tentunya harapannya dia memiliki kemampuan pengawasan yang baik.
“Kita tahu teman-teman di kepolisian ada kemampuan pengawasan sangat baik dan tahu bagaimana buat planning Pertamina ke depan lebih bersih,” sebutnya.
Intinya, Pertamina diharapkan bisa mengurangi kerugian dan kebocoran sehingga keuangan perseroan jauh lebih baik.
“Apa pun yang fraud itu concern-nya kita supaya bisa kurangi kerugian atau hal-hal yang membocorkan Pertamina,” tambahnya.*
Editor: Hariyawan