SUKABUMI, bipol.co – Anggota DPR RI Fraksi Demokrat dapil Kota/Kabupaten Sukabumi, HM. Muraz, menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan, di Ponpes Dzikir Al-Fath, Perum Gading Kencana, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi. Para peserta sosialisasi, terdiri atas para santri Ponpes Dzikir Al-Fath, perwakilan mahasiswa Sukabumi, dan tokoh masyarakat.
Ditemui wartawan, mantan Wali Kota Sukabumi periode 2013-2018, yang kini duduk di Senayan ini, mengatakan sosialisasi tersebut salah satu kewajiban anggota DPR/MPR untuk menyosialisasikan UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
“Sosialisasi ini menjelaskan, mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang Pancasila sebagai dasar negara, UUD ‘45 dengan perubahannya sebagai hukum tertulis tertinggi, NKRI sebagai komitmen bangsa Indonesia, bentuknya kesatuan dan bangsa kita yang beraneka ragam,” kata Muraz, usai memberikan sosialisasi, Selasa sore (26/11/2019).
Ketua DPC partai Demokrat itu juga mengingatkan tentang dasar negara, merupakan dasar untuk membangun dan berdirinya negara. Menurutnya, tidak mungkin negara bisa jaya dan bangun dengan baik, apabila dasar negaranya tidak dipahami, diyakini, dan diamalkan oleh warga negaranya.
Dipilihnya Ponpes Dzikir Al-Fath untuk sosialisasi, kata Muraz, karena pesantren tersebut sudah menjadi salah satu ikon Kota Sukabumi.
“Di sini selain berfungsi sebagai pesantren, pendidikan, ada seni budayanya, dikembangkan juga berbagai penelitian. Termasuk di sini para santrinya mulai dididik berwirausaha,” terangnya.
Ketika ditanya apakah sosialisasi tersebut sebagai upaya mencegah terjadinya intoleransi dan radikalisme di lingkungan pesantren, Muraz langsung menjawab, dirinya tidak pernah menuduh pesantren ada radikalisme.
“Saya anggap, ada oknum-oknum tertentu yang memiliki pemikiran yang berbeda. Pemikiran yang berbeda itu, karena tidak pahamnya dasar negara, ditambah lagi saat ini mata pelajaran P4 dan PMP sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.
Sementara itu pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KHM. Fajar Laksana, mengatakan dengan adanya sosialisasi 4 pilar kebangsaan di tempatnya, memberikan pemahaman bagaimana kita hidup berbangsa dan bernegara, khususnya di internal Ponpes Dzikir Al-Fath. Menurutnya, pemberian pemahaman kebangsaan dari anggota DPR RI langsung akan lebih bermakna dan bisa dipahami dan dihayati. Ditambah lagi sudah kurangnya pemahaman tentang kebangsaan pada para generasi muda, karena mata pelajaran kebangsaan dan bernegara sudah hilang di sekolah dasar.
“Materi sosialisasi menjadi penyejuk dan penyegar memberikan lebih keyakinan. Kedatangan anggota DPR RI juga menjadi peluang untuk memberikan usul dan saran Kepada wakil rakyat dari Sukabumi,” katanya.
Dengan kedatangan anggota DPR RI ke Ponpes Dzikir Al-Fath, lanjut Fajar, para santri dibekali pemahaman kebangsaan yang mencukupi dan akurat.
Terkait tuduhan isu radikalisme di Pesantren, Fajar menegaskan dijawabnya jangan dengan tuduhan, tapi dijawabnya dengan memberikan sosialisasi yang dilakukan anggota DPR RI, agar semua paham bahwa kita hidup di NKRI dan harus patuh serta taat hukum. “Kalau dijawab dengan tuduhan dan tudingan, maka akan berdampak pada pandangan negatif. Ketika ada isu-isu radikalisme melakukannya sosialisasi dan pencerahan kepemahaman bagaimana hidup berbangsa dan bernegara,” tegasnya.
Lebih lanjut Fajar mengingatkan perjuangan bangsa ini tidak lepas dari peran para ulama.
“Apabila ada isu radikalisme dari pesantren, itu isu hoaks yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.**
Reporter: Firdaus
Editor: Hariyawan