Stadion Si Jalak Harupat Belum Bisa Dipastikan untuk Piala Dunia U-21

- Editor

Jumat, 10 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPR RI, H. Dede Yusup Macan Effendi, saat meninjau Stadion Si Jalak Harupat di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Kamis sore (9/1/2020).* deddy

Anggota DPR RI, H. Dede Yusup Macan Effendi, saat meninjau Stadion Si Jalak Harupat di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Kamis sore (9/1/2020).* deddy

SOREANG, bipol.co — Stadion Si Jalak Harupat belum bisa dipastikan digunakan untuk Piala Dunia U-21,  karena belum ada keputusan resmi dari PSSI maupun FIFA.

Hal itu disampaikan Anggota DPR RI, H. Dede Yusup Macan Effendi, saat meninjau Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Kamis sore (9/1/2020).

Dede Yusup didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung, Dr. Marlan Nursyamsu, dan pihak lainnya meninjau Stadion Si Jalak Harupat, menjelang Piala Dunia Sepak Bola Usia 21 pada 2021.

“Saya datang ke sini (Stadion Si Jalak Harupat) karena mendapatkan informasi tahun 2021 akan dilangsungkan Piala Dunia U-21. Oleh karena itu, ada beberapa stadion yang diprioritaskan. Tadinya 10 stadion, mengerucut jadi 6 stadion, di antaranya nomor 6 Stadion Si Jalak Harupat,” kata Dede Yusup kepada wartawan.

Dede Yusuf mengatakan, menjelang Piala Dunia U-21 itu, PSSI dan FIFA  ditunjuk sebagai assesment. Stasion Si Jalak Harupat salah satu yang diusulkan dalam pelaksanaan Piala Dunia U-21 tersebut.

“Bahkan Bupati Bandung juga menginginkan menjadi tuan rumah piala dunia U-21,” katanya.

Menurut Dede Yusuf, menjelang pelaksanaan piala dunia, perlu ada pembahasan karena berkaitan dengan penggunaan APBN maupun APBD untuk perbaikan sejumlah fasilitas atau infrastruktur stadion. Apalagi sebelumnya, untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Stadion Si Jalak Harupat sudah mendapatkan bantuan puluhan miliar rupiah.

Dari sisi pantau, katanya, Stadion Si Jalak Harupat sudah ada perbaikan. Namun untuk level piala dunia butuh perbaikan lanjutan. Seperti rumput, lingkungan, dan akses sarana dan prasana lainnya seperti WC.

“Untuk perbaikan tersebut dari APBD belum sanggup, sehingga perlu ada dukungan dari APBN,” jelasnya.

Dede mempertanyakan terkait rencana Stadion Si Jalak Harupat sebagai salah satu stadion yang dipilih dalam pelaksanaan piala dunia. Jika dipilih, kata Dede Yusuf, pihaknya ada kewajiban untuk memperjuangkan dana pendamping dari APBD maupun APBN.

“Saya sudah ngobrol dengan pengelola. Apa yang dibutuhkan, sepertinya tidak begitu banyak. Tetapi perlu spesifik dalam penanganannya,” ujarnya.

Menutut Dede, Stadion Si Jalak Harupan biasa digunakan oleh klub kebanggaan masyarakat  Bandung, yaitu Persib Bandung.

“Kalau nantinya Stadion Si Jalak Harupat ditetapkan menjadi stadion yang digunakan Piala Dunia U 21, apakah Persib masih bisa main? Pasalnya, satu tahun sebelumnya jika stadion itu akan digunakan piala dunia harus sudah diblok. Ini akan menjadi catatan penting bagi kita,” ujarnya.

Dede berharap ada kepastian rencana penggunaan Stadion Si Jalak Harupat untuk piala dunia tersebut, supaya bisa menyampaikannya ke Menteri Pemuda dan Olahraga RI.

Dede memaparkan,  jika Stadion Si Jalak Harupat digunakan Piala Dunia U-21, harus sudah ada kesiapan sekitar 80 persen. Stadion perlu ada perbaikan ekstra, jika dibandingkan dengan stadion lainnya seperti Stadion Pakansari dan Patriot.

Stadion Si Jalak Harupat dengan kapasitas tempat duduk 27.000, jauh jika dibandingkan dengan kapasitas Stadion Pakan Sari dan Patriot yang mencapai lebih dari 40.000 tempat duduk.

“Kita berharap Stadion Si Jalak Harupat bisa dipelihara secara baik supaya tidak tertinggal,” katanya.

Ia pun akan berusaha untuk mendorong penataan dan rehab pembangunan stadion tersebut supaya lebih layak jika digunakan piala dunia.

Dede kembali mengatakan, yang perlu mendapatkan perhatian dalam penataan infrastruktur itu, di antaranya fasilitas WC, tempat duduk, rumput, jalan masuk ke stadion harus diperbaiki. Kemudian, fasilitas di dalam stadion, seperti jogging track harus ada penataan.

“Tapi sampai saat ini belum ada penetapan dari PSSI dan FIFA, untuk menentukan stadion yang digunakan Piala Dunia U-21. Mestinya dalam waktu dekat ini. Apalagi saat ini ada dari Bali, yang mencoba masuk. Ini mau tak mau harus rembukan dari berbagai sektor,” pungkasnya.**

Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB