Sampah Menumpuk di Aliran Sungai dan Kolam Retensi

- Editor

Senin, 10 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala UPT Pengelolaan Sampah Bale Endah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Arif,    (Foto Deddy)

Kepala UPT Pengelolaan Sampah Bale Endah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Arif,    (Foto Deddy)

SOREANG,bipol.co –Tumpukan sampah kerap terjadi di aliran sungai di Kabupaten Bandung terutama pasca banjir dan sampah menumpuk akibat tersangkut di aliran sungai sehingga menimbulkan bau tak sedap.

Seperti halnya di Jembatan Sungai Cikeruh beberapa hari terakhir ini, sampah dibiarkan memenuhi permukaan sungai sehingga dikeluhkan warga karena menimbulkan bau tak sedap.

Sampah juga sering menunpuk di kolam retensi Cieunteung, Baleendah. Akibatnya pompa air kolam retensi sempat tersumbat dan air meluber hingga membanjiri rumah penduduk.

Tumpukan sampah di aliran sungai dan kolam retensi kadang dibiaran tidak terangkut. Bahkan sering dikeluhkan warga sekitarnya.

Menanggapai hal itu Kepala UPT Pengelolaan Sampah Bale Endah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Arif, mengatakan, sampah di atas sungai bukan kewenangannya. Kecuali kalau sudah ada di permukaan atau daratan.

Menurut Arif, penanganan sampah di aliran sungai, khususnya Sungai Citarum ada tiga kewenangan. Yaitu penanganan oleh provinsi yang diwakili BBWS, oleh Kota Bandung karena sampah juga berasal dari Kota Bandubg dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung hanya sebatas membantu.
Begitu pula tumpukan sampah di Kolam Retensi Cieunteng itu merupakan tanggungjawab BBWS.

“Untuk penanganan sampah di sungai itu harus lintas sektoral. Kecuali bila sampah ada dipermukan atau di darat, kita yang tanggungjawab. Kita juga siap membantu menangani sampah di aliran sungai asal ada kordinasi, kita siapkan armadanya,” papar Arif, di Soreang, Senin (10/2-2020).

Arif mengaku, kalau selama ini ada kordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan sampah di aliran sungai.

“Bila diperbantukan kita siap dan di kolam retensi Cieunteung itu kita sudah sediakan kontainer, itu silahkan digunakan. Kita juga sebetulnya beberapa kali melakukan obsih di retensi Cieunteung,” aku Arif.

Namun yang jadi permasalahan, kata Arif, DLH tidak siap untuk mengangkat sampah dari sungai ke daratan, karena peralatanya terbatas.

“Kita tidak punya alat berat pengeruk sampah, kita punya alat terbatas. Jadi kalau ngambil sampah dari dalam sungai ke daratan kita tidak siap,” tuturnya.

Karena itu, Arif mengatakan, bila ingin membuat kolam retensi, harus disiapkan pula peralatan untuk menarik sampah, seperti jaring, alat pengeruk dan alat angkutannya.

Mengenai penanganan sampah di lokasi banjir, Arif mengatakan, pihak DLH melakukan penanganan sampah pada pasca banjir. Pada saat banjir DLH fokus menangani sampah di titik pengungsian.

 

Reporter         Deddy

Editor             Deden .GP

 

 

 

 

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB