SOREANG,bipol.co –Tumpukan sampah kerap terjadi di aliran sungai di Kabupaten Bandung terutama pasca banjir dan sampah menumpuk akibat tersangkut di aliran sungai sehingga menimbulkan bau tak sedap.
Seperti halnya di Jembatan Sungai Cikeruh beberapa hari terakhir ini, sampah dibiarkan memenuhi permukaan sungai sehingga dikeluhkan warga karena menimbulkan bau tak sedap.
Sampah juga sering menunpuk di kolam retensi Cieunteung, Baleendah. Akibatnya pompa air kolam retensi sempat tersumbat dan air meluber hingga membanjiri rumah penduduk.
Tumpukan sampah di aliran sungai dan kolam retensi kadang dibiaran tidak terangkut. Bahkan sering dikeluhkan warga sekitarnya.
Menanggapai hal itu Kepala UPT Pengelolaan Sampah Bale Endah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Arif, mengatakan, sampah di atas sungai bukan kewenangannya. Kecuali kalau sudah ada di permukaan atau daratan.
Menurut Arif, penanganan sampah di aliran sungai, khususnya Sungai Citarum ada tiga kewenangan. Yaitu penanganan oleh provinsi yang diwakili BBWS, oleh Kota Bandung karena sampah juga berasal dari Kota Bandubg dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung hanya sebatas membantu.
Begitu pula tumpukan sampah di Kolam Retensi Cieunteng itu merupakan tanggungjawab BBWS.
“Untuk penanganan sampah di sungai itu harus lintas sektoral. Kecuali bila sampah ada dipermukan atau di darat, kita yang tanggungjawab. Kita juga siap membantu menangani sampah di aliran sungai asal ada kordinasi, kita siapkan armadanya,” papar Arif, di Soreang, Senin (10/2-2020).
Arif mengaku, kalau selama ini ada kordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan sampah di aliran sungai.
“Bila diperbantukan kita siap dan di kolam retensi Cieunteung itu kita sudah sediakan kontainer, itu silahkan digunakan. Kita juga sebetulnya beberapa kali melakukan obsih di retensi Cieunteung,” aku Arif.
Namun yang jadi permasalahan, kata Arif, DLH tidak siap untuk mengangkat sampah dari sungai ke daratan, karena peralatanya terbatas.
“Kita tidak punya alat berat pengeruk sampah, kita punya alat terbatas. Jadi kalau ngambil sampah dari dalam sungai ke daratan kita tidak siap,” tuturnya.
Karena itu, Arif mengatakan, bila ingin membuat kolam retensi, harus disiapkan pula peralatan untuk menarik sampah, seperti jaring, alat pengeruk dan alat angkutannya.
Mengenai penanganan sampah di lokasi banjir, Arif mengatakan, pihak DLH melakukan penanganan sampah pada pasca banjir. Pada saat banjir DLH fokus menangani sampah di titik pengungsian.
Reporter Deddy
Editor Deden .GP