SUKABUMI, bipol.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi melakukan berbagai upaya untuk mencegah kasus stunting di desa-desa. Pada tahun lalu, sebanyak 10 desa di Kabupaten Sukabumi menjadi lokus stunting dengan korban beberapa anak dan balita yang kekurangan asupan gizi. Karena itu, Dinkes Kabupaten Sukabumi terus melakukan upaya konvergensi intervensi sampai ke tingkat desa.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Hj. Lilih Resmiati, S.Tr. Keb., pada acara talkshow Lintas SKPD di RCL 98 FM dan KAMI Teve di Palabuhanratu, Rabu (12/2/2020).
“Mengingat pada tahun 2019 sebanyak 10 desa di Kabupaten Sukabumi menjadi lokus stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terus melakukan upaya konvergensi intervensi hingga ke tingkat desa guna mempercepat pencegahan dan penanganan stunting,” kata Lilih.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek daripada standard usianya.
Upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Sukabumi, ujar Lilih, juga dilakukan dengan melibatkan seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemkab Sukabumi. Dinkes juga aktif melakukan berbagai upaya guna mengurangi stunting di masyarakat dengan melalukan sosialisasi di tingkat desa dengan posyandu dan kegiatan lainnya.
“Pada Februari 2020 ini, kami menyelenggarakan bulan penimbangan balita dan pemberian vitamin A pada bayi berusia 0-2 tahun dan 2-5 tahun,” jelas Lilih.
Pada talkshow bertema “Kebijakan Konvergensi Percepatan Penanganan Stunting di Kabupaten Sukabumi” itu juga hadir narasumber lain, yakni Kepala Seksi Promosi Kesehatan pada Bidang Kesmas Dinkes Kabupaten Sukabumi, H. Cucu Sumintardi, S.K.M., M.K.M.
Dalam pemaparannya, Cucu menyampaikan visi misi Dinkes Kabupaten Sukabumi sejalan dengan visi misi Bupati Sukabumi, yaitu mewujudkan Kabupaten Sukabumi yang religius dan mandiri yang salah satunya dengan optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastuktur daerah.
Dinas Kesehatan saat ini sedang mengadakan optimalisasi di bidang infrastruktur. Sekarang puskesmas sudah lebih baik dari sisi infrastruktur. Begitu pula dilihat dari sisi pelayanan, kata dia, banyak puskesmas yang sudah lolos akreditasi sehingga pelayanannya sesuai standar nasional.
“Fisik dan pelayanan puskesmas terakreditasi sesuai dengan standard yang sudah dibakukan. Jadi keadaannya sudah jauh lebih baik,” ujar Cucu.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan