Mahfud MD: Indonesia Hadapi Gangguan Intoleransi

- Editor

Senin, 17 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memberikan sambutan dalam diskusi di Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Senin (17/2/2020) (net)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memberikan sambutan dalam diskusi di Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Senin (17/2/2020) (net)

DEPOK.bipol.co – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan dengan gangguan yang mengancam persatuan yakni intoleransi.

“Gangguan kita adalah kekurang bersatuan kita misalnya muncul gejala intoleransi, di mana orang yang berbeda itu dianggap musuh,” ujar Mahfud di Depok, Jawa Barat, Senin (17/2).

Dia menilai bahwa intoleransi sudah semakin nyata terlihat, ditinjau dari semakin banyak munculnya narasi-narasi pembicaraan terkait intoleransi mulai dari mengenai keyakinan hingga rumah ibadah.

“Ini sudah mulai muncul di dalam narasi-narasi pembicaraan tentang keyakinan, tentang pembinaan rumah ibadah dan sebagainya. Itu sudah mulai gangguan, itu sudah masuk gejala umum,” ucap Mahfud.

Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menyinggung tentang beberapa gejala yang menyebabkan hancurnya sebuah negara. Pertama, timbulnya disorientasi dalam sebuah negara.

“Sebuah negara yang tidak adil dan tidak bersatu itu bisa disebut sebagai negara yang disorientasi, menyimpang dari orientasi yang seharusnya, dari tujuannya,” ucap dia.

Mahfud tidak memberikan contoh terkait disorientasi tersebut. Namun, dia mengatakan apabila disorientasi itu tetap dibiarkan, maka akan timbul distrust atau ketidakpercayaan publik.

Ketidakpercayaan itu, kata Mahfud, disebabkan tidak adanya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Jika hal itu dibiarkan maka akan memicu timbulnya disobedience atau pembangkangan.

“Maka akan terjadi pembangkangan, orang melawan. Kalau diperlakukan tidak adil orang melawan. Kalau diperlakukan tidak adil, mati atau melawan. Jadi masih ada kemungkinan begitu. Nah Kalau disobedience terus terjadi, dan dibiarkan terus maka akan terjadi disintegrasi,” kata Mahfud.

Dia menyebut bahwa berdasarkan sejarah, gejala-gejala tersebut telah terbukti dapat meruntuhkan kerajaan-kerajaan besar yang pernah berkuasa di Nusantara.

“Hancurnya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang dulu pernah berjaya, sebutlah apa saja, Majapahit, Mataram, Demak, Sriwijaya dan sebagainya itu hancur karena disorientasi, distrust di tengah-tengah masyarakat, disobedience, dan juga terjadi disintegrasi,” ucap Mahfud.   (net)

Editor      Deden .GP

Berita Terkait

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang
Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata
Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 14:52 WIB

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang

Selasa, 22 April 2025 - 13:21 WIB

Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata

Jumat, 18 April 2025 - 14:16 WIB

Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Berita Terbaru