Menristek: Orientasi Riset di Indonesia Hanya Penyerapan Anggaran

- Editor

Senin, 24 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mendampingi Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menghadiri Pembukaan Rapat Kerja BPPT di Auditorium B.J. Habibie Gedung BPPT Jakarta, Senin (24/2/2020).* Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mendampingi Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menghadiri Pembukaan Rapat Kerja BPPT di Auditorium B.J. Habibie Gedung BPPT Jakarta, Senin (24/2/2020).* Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres

JAKARTA, bipol.co — Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mengatakan orientasi penelitian di Indonesia saat ini hanya demi kepentingan penyerapan anggaran, sehingga kualitas hasil penelitian masih kurang.

“Riset dan birokrasi itu tidak bisa kawin, karena dua hal itu mempunyai dua prinsip yang berbeda. Riset tidak bisa dikembangkan dengan jenjang struktural, dengan rumitnya birokrasi seperti yang kita alami sekarang, sehingga orientasi riset kita sekarang adalah sekadar kegiatan, sekadar penyerapan anggaran,” kata Bambang saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Rapat Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Senin.

Sumber pendanaan riset menjadi faktor penting dalam menentukan arah pembangunan nasional berbasis riset dan inovasi. Menurut Bambang, penganggaran riset ideal adalah yang lebih banyak berasal dari sektor industri swasta dibandingkan dari Pemerintah.

Selama ini di Indonesia, 80 persen anggaran riset nasional berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sementara 20 persen lainnya baru dari sektor swasta. Proporsi tersebut tidak tepat karena penelitian dilakukan tidak didasarkan pada kebutuhan pasar.

“GERD (Gross Expenditure on Research and Development) kita hanya 0,25 persen dari GDP (gross domestic product); 80 persennya datang dari APBN dan hanya 20 persen yang dari swasta. Justru ini yang membuat riset tidak akan maju, karena riset tidak didorong oleh suatu kebutuhan yang real,” tambahnya.

Sedangkan di Korea Selatan, Jepang dan Thailand, lanjut Bambang, porsi pendanaan riset dari Pemerintah jauh lebih kecil dibandingkan dari sektor industri swasta.

Industri swasta lebih mengerti akan kebutuhan pasar; sehingga jika pendanaan riset berasal dari sektor swasta, maka penelitian yang dihasilkan akan lebih tepat guna bagi kebutuhan masyarakat.

“Swasta yang tahu apa yang menjadi kebutuhan di market, bukan Pemerintah. Kalau Pemerintah yang sibuk riset, maka ujungnya adalah penyerapan anggaran yang tidak berujung pangkal, yang tidak jelas apa fokus risetnya,” ujarnya.

Selain proporsi sumber pendanaan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor lain penentu riset di Indonesia. Dibandingkan dengan negara maju, kualitas peneliti berpendidikan S3 masih belum setara dengan peneliti di negara-negara maju, tambahnya.

“Baik dari segi jumlahnya, dari segi kualitasnya memang belum standar kalau dibandingkan dengan perkembangan di negara maju. Kita bicara mengenai peneliti berkualifikasi S3, rasio SDM peneliti terhadap jumlah penduduk, ditambah dengan produktivitas dari penelitinya sendiri,” ujarnya.* ant.

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online
Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China
Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran
Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara
Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien
Bersama Perangi Judi Online, Menkomdigi : Presiden Tegaskan Tak ada Kongkalikong dan Backing
Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Kunjungan Resmi PM Singapura ke Indonesia
Presiden Prabowo Subianto Tandatangani PP Tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:54 WIB

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Kamis, 14 November 2024 - 16:45 WIB

Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China

Sabtu, 9 November 2024 - 11:37 WIB

Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran

Jumat, 8 November 2024 - 15:53 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara

Kamis, 7 November 2024 - 16:15 WIB

Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB