Bandung BJB Tandamata secara beruntun menang tiga set 3-0 (25-17, 25-18, dan 25-9) setelah sejak awal pertandingan tampil mendominasi permainan.
Saat Bandung BJB menduduki 24 poin di set pertama, Jakarta BNI sempat menyusul ketertinggalannya dengan menambah sejumlah poin. Namun Aprilia Manganang berhasil menambah satu poin yang berarti menutup set pertama dengan kemenangan bagi Bandung BJB.
Pada awal set kedua, BNI sempat mengungguli permainan. Kemudian BJB menyusul ketertinggalannya dengan berhasil menambah sejumlah poin.
BNI nampak cukup kewalahan saat BJB berhasil menyusul kedudukan. Sejumlah spike yang dilepaskan oleh Eris dan kawan-kawan dari BNI, dapat dipatahkan oleh tim BJB hingga berbuah poin tambahan tim bola voli putri asal Bandung itu.
BJB Tandamata akhirnya menutup set kedua dengan kemenangan 25-18 atas BNI. Pada akhir set kedua, Yolla dari BJB menjadi pahlawan kemenangan dengan berhasil mematahkan spike tim BNI.
Hingga BJB menduduki poin 20, tim BNI ketinggalan cukup jauh. Dengan kedudukan yang masih belum menyentuh 10 poin, sejumlah smes yang dilepaskan Jakarta BNI, malah mendarat di luar garis.
Pelatih BJB, Risco Herlambang mengakui tampilan bagus tim juga dipengaruhi oleh dua pemain baru, yakni Dayse Cristian dan Berllian Marsheilla.
“Di putaran satu kami mirip seperti BNI. Dengan hadirnya dua pemain, kelemahan kita di putaran pertama yaitu receive dan pertahanan pun membaik. (Dayse) dari segi attack memang dia tidak terlalu menonjol, tapi di receive, bertahan dan blok dia bagus. Nah, Berllian bagus di bagian belakang,” kata Risco.
Risco sendiri mengaku timnya tidak menargetkan jadi juara di putaran kedua. Namun melihat timnya yang semakin padu, ia mengaku kemenangan tersebut memang pantas diraih oleh Bandung BJB.
“Target saya nanti di final four, kalau menang Alhamdulillah. Semakin ke sini, tim saya semakin padu. Saya tidak mengutamakan kemenangan, memang kalau dilihat lawan BNI kita masih unggul,” kata dia.
Sementara itu, pelatih Jakarta BNI Walfridus Wahyu mengaku kekalahan tersebut bersumber dari mental timnya yang semakin menurun saat situasi tertekan atas keunggulan Bandung BJB. Dia merasa, situasi tersebut adalah kekurangan timnya yang kembali terulang.
“Ini penyakit lama yang terulang kembali. Anak-anak itu sudah tertekan dari awal melawan BJB. Jadi nggak bisa kontrol,” kata Wahyu.