SUKABUMI, bipol.co – Beberapa jam setelah Pusat Informasi dan Koordinasi Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sukabumi memublikasikan satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) positif terkena Virus Corona (Covid-19), banyak kalangan yang ingin mengetahui nama dan alamat pasien tersebut. Mereka juga penasaran dengan kronologi tertularnya PDP oleh Virus Corona.
Namun, rasa penasaran mereka itu tidak serta merta bisa dijawab oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, karena terhalang oleh etika, keselamatan umum, dan kepentingan masyarakat yang lebih besar. Dinkes belum mengumumkan kronologi tertularnya PDP positif oleh Virus Corona.
Menyikapi keingintahuan berbagai kalangan tersebut, bipol.co berhasil menghubungi Satgas Covid-19, H. Andi Rahman, yang juga menjabat Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Sukabumi, Selasa (24/3/2020) malam.
“Kenapa kami masih menunda informasi mengenai kronologi terjangkitnya pasien positif Corona? Alasannya, kami masih harus menganalisis pasien dan orang-orang yang pernah kontak langsung dengan dia yang nantinya akan bestatus ODP,” kata Andi.
Jika kronologi terpaparnya pasien oleh Virus Corona dijelaskan dengan detail dari mulai waktu disertai tempat beraktivitas, situasi, dan kondisi tempat tinggal hingga positif terjangkit Covid-19, itu sama saja membuka potensi orang menerka-nerka, ujar Andi. Pada akhirnya, dikhawatirkan hal itu dapat memunculkan pihak-pihak yang menyalahgunakan atau menyesatkan informasi tersebut di masyarakat.
Untuk menjelaskan kronologi, lanjut dia, mau tidak mau harus disebutkan nama-nama tempat yang pernah dikunjungi pasien. Misalnya disebutkan, pasien tersebut pernah berkunjung dari kota tertentu yang ada warganya terpapar Virus Corona. Nantinya di masyarakat akan lahir stigma negatif terhadap orang-orang yang pernah bepergian ke kota tersebut.
“Tentu hal ini dapat memicu keresahan dan kepanikan masyarakat. Karena itu, untuk sementara waktu kronologi pasien tertular juga hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu, khususnya tenaga medis,” jelas dia.
Kabid P2P juga khawatir, kalau kronologi dan identitas penderita diumumkan, hal itu akan memancing pihak yang tidak bertanggung jawab menggeneralisir orang-orang yang pernah kontak langsung (ODP) dengan pasien positif Covid-19 dianggap positif pula.
Tentu hal ini berbahaya karena berpotensi menimbulkan gangguan terhadap Kamtibmas. Selama ini banyak informasi beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya sudah dianggap benar dan membuat semua orang resah.
“Jangan pun informasi soal positif Corona, bahkan baru ODP dan PDP saja banyak hoaks yang menyebar di masyarakat seolah-olah di Kabupaten Sukabumi banyak yang terjangkit,” tambah dia.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan