SOREANG, bipol.co — Mengantisipasi adanya penutupan pasar modern dan sebagian pasar tradisional di Jakarta dan Bandung Raya, sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit akibat virus corona (covid-19), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyelenggarakan gelar produk komoditas pertanian.
Kegiatan tersebut bertujuan menyediakan market (pasar) bagi para petani Kabupaten Bandung, agar tetap dapat mendistribusikan hasil produksinya.
Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, mengungkap kegiatan yang digagas Dinas Pertanian (Distan)sebagai salah satu anggota gugus tugas pencegahan covid-19 itu, bekerja sama dengan Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Sabilulungan Kabupaten Bandung.
“Gelar produk ini untuk menunjukkan bahwa cadangan pangan berbagai komoditas pertanian di Kabupaten Bandung cukup kuat. Hanya karena kita sedang persiapan untuk melakukan karantina wilayah parsial, distribusi pangan untuk komoditas pertanian kita harus tetap tersalurkan,” ucap Bupati Dadang Naser, di sela-sela kunjungan ke Gelar Produk Komoditas Pertanian di depan kantor Distan di Soreang, Rabu (1/4/2020).
Saat ini stok daging ayam di Kabupaten Bandung surplus, diakibatkan terhambatnya distribusi komoditas tersebut ke wilayah Jakarta. Namun apabila diperlukan oleh Kota Bandung dan Jakarta, menurut Bupati, stok daging ayam cukup kuat.
“Demikian pula dengan sayur mayur. Sinergitas dengan Aspartan Sabilulungan ini, secara proaktif dilakukan melalui online, kemudian didistribusikan ke warung-warung dengan harga dasar, sehingga warung tetap memiliki keuntungan. Selain itu, kepada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang siap menyalurkan melalui jasa ojek pangkalan, ini supaya ojek pangkalan tetap berjalan,” tutur Bupati.
Ketika ada imbauan untuk tinggal di rumah saja, banyak warga melakukan pengamanan dengan mengisolasi diri. Namun ketika ada keperluan terkait pangan, warga tidak akan kesulitan.
“Indonesia tidak memberlakukan lockdown, yang ada karantina wilayah parsial. Ini yang mesti terus dijelaskan kepada masyarakat. Tempat keramaian sekarang sudah diawasi kepolisian, supaya tidak terlalu banyak kerumunan orang,” terang Dadang Naser.
Sementara itu, Kepala Distan (Kadistan) Kabupaten Bandung, H. A. Tisna Umaran, menyebutkan kecenderungan pemasaran produk pertanian menunjukkan tren menurun. Namun kebutuhan pangan di rumah tangga harus tetap tersedia dan terpenuhi.
“Terlebih lagi pemerintah pusat melalui BNPB, sudah menetapkan status darurat bencana covid-19 hingga akhir Mei, artinya masih ada dua bulan lagi. Pasar-pasar modern dan sebagian pasar tradisional sudah mulai tutup di beberapa wilayah. Sementara kita harus mengantisipasi permintaan yang tinggi jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri,” beber Kadistan.
Pihaknya secara masif memenuhi kebutuhan pangan atau pertanian segar di Bandung Raya dengan sistem online. Sebelumnya, Distan bersama aspartan juga telah melakukan penjualan produk pertanian secara langsung kepada konsumen, walaupun masih skala kecil.
“Ini sangat menarik, karena harga yang ditawarkan adalah harga petani. Contohnya cabai ini, satu bungkus atau sekitar 200 gram itu harganya Rp5.000. Tentu ini relatif murah, mengingat biasanya berkisar di harga Rp8.000. Upaya ini sangat membantu petani dalam penjualan,” terang Tisna Umaran.
Gelar produk yang diadakan di dalam kompleks Pemkab Bandung, memang menyasar konsumen dari kalangan pemkab sendiri. Namun demikian ia mempersilakan, warga sekitar juga bisa belanja di situ.
Sementara untuk efektivitas pelayanan terhadap masyarakat lainnya, Tisna mengimbau agar ada komunitas, baik tingkat RW, DKM, atau warung yang kesulitan mengakses kebutuhan pangan terutama sayuran.
“Kalau sudah ada komunitasnya, atau ada warung yang ditunjuk, nanti barangnya akan kami suplai. Sudah ada 3 armada pengangkut, tentunya akan kami optimalkan untuk mendukung pengentasan covid-19 di Kabupaten Bandung dari aspek ketersediaan pangannya,” ujar Tisna.
Ari, salah seorang pengunjung mengungkapkan, ia mengetahui ada gelar produk tersebut melalui grup Whatsapp. Tanpa menunggu lama, pelaku usaha online tersebut membeli aneka komoditas pertanian.
Saat ini respon masyarakat untuk belanja online, menurutnya cukup bagus. Ia juga melihat, kebutuhan ibu-ibu terhadap ketersediaan sayuran cukup tinggi. Sedangkan untuk belanja langsung ke pasar dengan kondisi wabah saat ini, konsumen agak khawatir.
“Kebanyakan pasar online untuk komoditas sayuran, saat ini baru ada di Bandung, dan ongkos kirimnya cukup mahal. Makanya, saya coba mengakomodir ibu-ibu di daerah Kopo Margahayu. Mudah-mudahan usaha saya bisa terus berlanjut meskipun wabah corona nanti usai,” tutur Ari.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan