Lewat pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (28/4), anggaran pemulihan itu diperoleh dari Dana Tanggap dan Pemulihan COVID-19 PBB/”UN COVID-19 Response and Recovery Fund“, sebuah aksi penggalangan dana lintas lembaga.
“Dana itu berencana menyalurkan satu miliar dolar AS pada sembilan bulan pertama dan dua miliar dolar AS pada dua tahun setelahnya, untuk mendukung negara berpendapatan rendah dan menengah, di antaranya termasuk negara-negara miskin dan berkembang serta kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak,” terang PBB.
Dalam pernyataan itu, PBB turut mengapresiasi sumbangan yang diberikan Pemerintah Belanda sebanyak 15 juta Euro (sekitar 16,6 juta dolar AS) untuk Dana Pemulihan COVID-19 tersebut.
Tidak hanya negara-negara itu, pengumpulan dana juga didukung oleh “Rise for All” (Bangkit untuk Semua), gerakan yang diinisiasi pemimpin perempuan PBB dan didukung oleh pemimpin perempuan negara-negara dan lembaga dunia.
Gerakan itu dikoordinasikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed dan didukung oleh Presiden Ethiopia Sahie-Work Zewde, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Perdana Menteri Barbados Mia Mottley, Duta UN Women Pakistan Muniba Mazari, Direktur Pelaksana UNICEF Henrietta Fore, Direktur Pelaksana UN Women Phumzile Mlambo-Ngcuka, dan Direktur Pelaksana UNFPA Natalia Kanem.
“Beberapa bulan ke depan, diharapkan lebih banyak pemimpin perempuan, dari sektor politik, multilateral dan bisnis, ikut bergabung gerakan Rise for All, mendukung upaya PBB membantu pemulihan ekonomi dan sosial (mereka yang terdampak), serta mendukung penuh penggalangan Dana Tanggap dan Pemulihan COVID-19 PBB,” demikian keterangan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat per Selasa (28/4) jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 2.924.722 dan 200.617 di antaranya meninggal dunia. Penyakit yang disebabkan virus corona (SARS-CoV-2) itu sampai saat ini telah menyebar ke 213 negara dan wilayah. (net)