Sebuah lakon satir dari trio kreatif, Butet Kertaradjasa, almarhum Djaduk Ferianto dan Agus Noor ini merupakan plesetan atau parodi dari cerita legenda “Malin Kundang” yang dikemas dengan moderen, dinamis dan metropolis.
“Maling Kondang” yang ditayangkan ini merupakan rekaman dari pementasan yang diselenggarakan pada 12 – 13 Oktober 2012 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Lakon “Maling Kondang” yang disutradarai oleh Yusril Katil ini, berawal ketika seorang bernama Malin Kundang pulang ke kampung halamannya setelah ia sukses dan kaya raya. Dengan harta berlimpah ia hendak membangun kampungnya dengan mencalonkan diri menjadi pemimpin setempat, dan ingin membangun monumen dirinya.
Tak lupa ia mengunjungi ibunya dan bercerita tentang keberhasilan dan rencana-rencananya.
Pementasan ini juga menampilkan bintang tamu dari berbagai profesi seperti penyanyi Oppie Andaresta, artis Nirina Zubir, pengamat politik Effendi Gazali, dan Komedian Iwel Sastra, yang memberikan warna tersendiri dalam pementasan ini.
Perpaduan kebudayaan Sumatera Barat juga semakin terasa kental dengan berbagai unsur dan bentuk seni dari tanah Minang. Hal ini terlihat mulai dari gerak Tapuak Galembong, Legaran Randai, Ginyang Mak Taci, Dendang dan Silat, Badendang dan Saluang hingga kolaborasi seni tradisi mak Katik dengan Rapper Minang Tommy Bolin sehingga memberi kesan kontemporer, modern dan dinamis namun tetap menjaga orisinalitas tradisi Minangkabau.
“Di tengah candaan, lelucon dan eksplorasi budaya yang kami tampilkan di atas panggung, lakon ini merupakan wujud kegelisahan serta sindiran tajam dari kami tentang isu-isu sosial terutama korupsi yang marak terjadi di sekitar kita. Semoga penayangan lakon ‘Maling Kondang’ dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja mampu membukakan mata dan memberikan cara pandang baru bagi para penikmat seni tentang isu-isu sosial yang marak terjadi,” kata Agus Noor. (net)