Novel Laksmi Pamuntjak Raih Penghargaan di Singapore Book Awards 2020

- Editor

Rabu, 19 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buku

Buku "Kekasih Musim Gugur" dari Laksmi Pamuntjak (net)

JAKARTA.bipol.co – Novel “Fall Baby” dari Laksmi Pamuntjak meraih penghargaan Best Literary Work – Singapore Book Awards 2020. Penghargaan ini diumumkan oleh Asosiasi Penerbit Buku Singapura secara daring, Kamis (13/8).

Penulis “Aruna dan Lidahnya” itu mengaku tidak menyangka novel itu akan menerima penghargaan. Menurut dia, “Fall Baby” adalah kisah yang perlu diceritakan, sebuah desakan yang dipahami oleh editor Nora Abu Bakar di Penguin Random House SEA.

“Nora menaruh kepercayaan pada kisah Siri, dan penting bagi saya untuk mengetahui hal itu. Keyakinan kemudian membuat prosesnya menjadi mudah dan menyenangkan. Kami sama-sama menginginkan yang terbaik untuk ‘Fall Baby’,” kata Laksmi dalam siaran resmi, Selasa (18/8)

“Fall Baby” merupakan novel pertama berbahasa Inggris Laksmi Pamuntjak yang diterbitkan oleh Penguin Random House SEA.

Setelah terbit pada September 2019, novel ini kemudian menjadi buku laris di kawasan Asia Tenggara.

Di Indonesia, “Fall Baby” terbit dengan judul “Kekasih Musim Gugur” dan resmi dirilis Gramedia Pustaka Utama pada 3 Agustus lalu.

“Setelah sebelumnya terbit dalam Bahasa Jerman sebagai Herbstkind dan dalam Bahasa Inggris sebagai Fall Baby, akhirnya buku ini terbit di tanah airnya sendiri sebagai Kekasih Musim Gugur,” ujar Siti Gretiani, General Manager Gramedia Pustaka Utama.

Siti berharap terbitnya “Kekasih Musim Gugur” bisa mengobati kerinduan pembaca “Amba” yang tak sabar menikmati kepiawaian Laksmi dalam menjalin-kelindan dengan indah masa lalu dan masa kini.

“Kekasih Musim Gugur” dalah kisah dua perempuan, Srikandi (Siri) dan Dara. Yang satu seorang seniman kosmopolitan, yang satunya lagi seorang aktivis politik. Siri adalah anak Amba dan Bhisma, tokoh utama novel pertama Laksmi Pamuntjak, “Amba”.

Setelah bertahun-tahun mengembara di pelbagai kota di dunia—London, New York, Madrid—Siri memutuskan hidup di Berlin untuk menghindar dari masa lalu keluarganya.

Tak disangka, sebuah berita mengejutkan memaksanya pulang ke Jakarta. Di tanah air, Siri harus menghadapi realita keluarganya yang pedih, ditambah dengan jalin-kelindan kompleks antara seni rupa, politik, dan sejarah, terutama ketika salah satu pamerannya dihujat dan dilarang karena dianggap melanggar susila.

Dalam pergulatannya, Siri harus memaknai ulang hubungannya dengan ibunya, Amba; dengan mantan sahabatnya, Dara; dengan anak tirinya, Amalia; dan dengan sejarah bapak kandungnya yang kelam. (net)

Editor Deden .GP

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB