Belum Punya Ruang Kelas, Ratusan Murid SMKN1 Cipongkor Terpksa Belajar Berdesakkan di Ruang Sekat 

- Editor

Rabu, 18 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ruang praktek terpaksa disekat untuk ruang kelas, ruang kepala sekolah dan ruang guru, plus ruang tata usaha, karena sejak berdiri SMKN 1 Cipongkor, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat ini belum punya ruang kelas.(Foto: Deddy)

Ruang praktek terpaksa disekat untuk ruang kelas, ruang kepala sekolah dan ruang guru, plus ruang tata usaha, karena sejak berdiri SMKN 1 Cipongkor, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat ini belum punya ruang kelas.(Foto: Deddy)

BIPOL.CO, BANDUNG BARAT – Ratusan murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cipongkor, yang beralamat di Kp Pamoyanan, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat terpaksa harus belajar berdesakkan di ruangan praktek yang disekat. Sehingga proses belajar nampaknya kurang nyaman.

Menurut keterangan, hal itu terpaksa dilakukan pihak sekolah, karena sejak SMKN 1 Cipongkor  itu berdiri belum memiliki ruang kelas. Pemerintah Provinsi sendiri saat ini baru membangun sarana ruang praktek yang selesai dibangun akhir tahun 2019 di lahan yang telah dibebeskan. Sebelumnya, SMPKN 1 Cipokngkor ini numpang di sebuah bangunan SDN.

Bahkan untuk menampung murid dalam kegiatan proses belajar mengajar, pihak sekolah harus mendirikan ruangan kelas yang kurang layak di samping bangunan ruang praktek.

Tak hanya itu, karena ruang praktek digunakan tempat belajar, murid-murid yang hendak melakukan kegiatan praktek harus dilakukan di tenda yang didirikan di sekitar lapangan upacara

Dari pantauan, bangunan ruang praktek  berukuran sekira 6 x 10 meter tersebut disekat-sekat, yakni untuk ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas plus ruang tata usaha. Untuk proses belajar mengajar, ruang praktek ini disekat menjadi empat kelas, satu kelas dibuat terpisah di samping bangunan ruang praktek.

Kondisi ini menjadi keprihatinan pihak orang tua murid dan Komite Sekolah. Salah seorang komite sekolah menyampaikan keprihatinannya akan kondisi sarana belajar yang masih belum layak tersebut.

“Kami mengharapkan semester ini Dinas Pendidikan bisa menjawab seluruh orang tua siswa kapan akan segera dibangun ruang kelas baru buat anak anak kami,” kata T Wahyudi Sekretaris Komite Sekolah SMKN 1 Cipongkor, saat ditemui.

Pihak Komite Sekolah, kata Wahyudi, sebetulnya akan menyampaikan surat tertulis kepada gubernur dan Menteri Pendidikan  atas  kondisi sarana belajar yang masih belum layak.

“Sebetulnya kami akan menyampaikan surat tertulis kepada Gubernur Jawa Barat dan Menteri Pendidikan mengenai nasib anak-anak kami yang hari ini belum punya ruang kelas,” katanya.

Wakil Kepala Sekolah Hubungan Industri dan Humas SMKN 1 Cipongkor, H A Mujiburahman saat ditemui mengakui, belum adanya fasilitas ruang kelas baru tersebut.

SMKN 1 Cipongkor,nyang beralamat di Kampung Pamoyanan, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, baru memiliki ruang praktek dan WC..
(Foto: Deddy)

“Ya terpaksa untuk berlangsungnya proses belajar mengajar kami harus memanfaatkan ruang praktek karena selama ini belum ada ruang kelas,” kata A Mujiburahman, saat ditemui di SMKN 1 Cipongkor, Rabu (18/1/2023).

Di SMKN 1 Cipongkir ini, kata A Mujiburahman, ada 15 rombongan belajar (Rumbel) hingga saat ini belum memiliki ruangan kelas.

“Kami masih menunggu kebijakan gubernur yang update melalui Disdik Jabar, terkait nasib anak didik SMKN 1 Cipingkor, Kabupaten Bandung Barat yang berjarak hanya 60 km dari Kota Bandung,” tutur A Mujiburahman.

Sejak berdirinya SMKN1 Cipongkor ini sempat ngontrak di sebuah SD dan setelah mendapat bantuan untuk pembangunan, pemerintah provinsi baru merealisasikan untuk penyediaan lahan seluas 11.500 meter persegi dan ruang praktek. Jadi sejak selesai dibangun ruang praktek tahun 2019, belum ada pembangunan ruang kelas baru. Solusinya kami harus menyekat ruang praktek untuk proses belajar mengajar setelah habis masa kontrak tempaat belajar sebelumnya di SDN Sukamulya,” terang Mujiburahman.

Tenda praktek SMKN1 Cipongkor.(Foto: deddy)

Ia menambahkan, kebutuhan sarana  SMKN 1 Cipongkor ini yakni sebanyak 15 ruang kelas untuk menampung 550 murid, ruang kepala sekolah dan ruang guru, serta seluruh sarana lain, seperti jalan masuk yang baru pengerasan dari pasir dan batu koral, termasuk pemagaran lapang upacara.

“Saat ini yang baru tersedia hanya ruang praktek yang disekat menjadi empat ruangan dari kebutuhan ruang kelas baru (RKB). Sedangkan jumlah siswa saat ini sudah mencapai 550 orang, terdiri atas kelas 10, 11 dan 12. Untuk tenaga pendidik sendiri sebanyak 21 orang terdiri PNS, P3K dan tenaga honor,” papar Mujiburahman.

Karena jumlah murid cukup banyak sementara ruang kelas tidak memdai, ucapnya, proses belajar harus dibagi dua ship pagi dan sore, kecuali hari Sabtu belajar sampai siang. Untuk kelas 11 dan 12 sampai hari Jumat dan kelas 10 sampai Sabtu.

“Alhamdulillah lulusan SMKN 1 Cipongkor ini sudah tujuh angkatan dan hampir 45 perser lulusan sudah terserap bekerja di berbagai perusahaan dan instansi,” ungkapnya

Perihal kebutuhan ruang kelas, kata Mujiborahman, pihak sekokah sudah lama mengajukan ke Dinas Pendidikan namun sampai saat ini belum terealisasin juga. Alasan pihak dinas sendiri karena revokusing Covid 19.

“Tapi justru tahun 2022 penyediaan WC yang didahulukan, walau pun itu juga sangat dibutuhkan. Dan untuk pembebasan lahan memang sudah beres, tapi kebijakan dinas untuk kelengkapan sarana prasarana harus ada, karena pendidikan ini kan terus berkembang,” ucap Mujiburrohman, menutup perbincangannya.(deddy)

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB