BIPOL.CO, BANDUNG BARAT – Ratusan murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cipongkor, yang beralamat di Kp Pamoyanan, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat terpaksa harus belajar berdesakkan di ruangan praktek yang disekat. Sehingga proses belajar nampaknya kurang nyaman.
Menurut keterangan, hal itu terpaksa dilakukan pihak sekolah, karena sejak SMKN 1 Cipongkor itu berdiri belum memiliki ruang kelas. Pemerintah Provinsi sendiri saat ini baru membangun sarana ruang praktek yang selesai dibangun akhir tahun 2019 di lahan yang telah dibebeskan. Sebelumnya, SMPKN 1 Cipokngkor ini numpang di sebuah bangunan SDN.
Bahkan untuk menampung murid dalam kegiatan proses belajar mengajar, pihak sekolah harus mendirikan ruangan kelas yang kurang layak di samping bangunan ruang praktek.
Tak hanya itu, karena ruang praktek digunakan tempat belajar, murid-murid yang hendak melakukan kegiatan praktek harus dilakukan di tenda yang didirikan di sekitar lapangan upacara
Dari pantauan, bangunan ruang praktek berukuran sekira 6 x 10 meter tersebut disekat-sekat, yakni untuk ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas plus ruang tata usaha. Untuk proses belajar mengajar, ruang praktek ini disekat menjadi empat kelas, satu kelas dibuat terpisah di samping bangunan ruang praktek.
Kondisi ini menjadi keprihatinan pihak orang tua murid dan Komite Sekolah. Salah seorang komite sekolah menyampaikan keprihatinannya akan kondisi sarana belajar yang masih belum layak tersebut.
“Kami mengharapkan semester ini Dinas Pendidikan bisa menjawab seluruh orang tua siswa kapan akan segera dibangun ruang kelas baru buat anak anak kami,” kata T Wahyudi Sekretaris Komite Sekolah SMKN 1 Cipongkor, saat ditemui.
Pihak Komite Sekolah, kata Wahyudi, sebetulnya akan menyampaikan surat tertulis kepada gubernur dan Menteri Pendidikan atas kondisi sarana belajar yang masih belum layak.
“Sebetulnya kami akan menyampaikan surat tertulis kepada Gubernur Jawa Barat dan Menteri Pendidikan mengenai nasib anak-anak kami yang hari ini belum punya ruang kelas,” katanya.
Wakil Kepala Sekolah Hubungan Industri dan Humas SMKN 1 Cipongkor, H A Mujiburahman saat ditemui mengakui, belum adanya fasilitas ruang kelas baru tersebut.
“Ya terpaksa untuk berlangsungnya proses belajar mengajar kami harus memanfaatkan ruang praktek karena selama ini belum ada ruang kelas,” kata A Mujiburahman, saat ditemui di SMKN 1 Cipongkor, Rabu (18/1/2023).
Di SMKN 1 Cipongkir ini, kata A Mujiburahman, ada 15 rombongan belajar (Rumbel) hingga saat ini belum memiliki ruangan kelas.
“Kami masih menunggu kebijakan gubernur yang update melalui Disdik Jabar, terkait nasib anak didik SMKN 1 Cipingkor, Kabupaten Bandung Barat yang berjarak hanya 60 km dari Kota Bandung,” tutur A Mujiburahman.
Sejak berdirinya SMKN1 Cipongkor ini sempat ngontrak di sebuah SD dan setelah mendapat bantuan untuk pembangunan, pemerintah provinsi baru merealisasikan untuk penyediaan lahan seluas 11.500 meter persegi dan ruang praktek. Jadi sejak selesai dibangun ruang praktek tahun 2019, belum ada pembangunan ruang kelas baru. Solusinya kami harus menyekat ruang praktek untuk proses belajar mengajar setelah habis masa kontrak tempaat belajar sebelumnya di SDN Sukamulya,” terang Mujiburahman.
Ia menambahkan, kebutuhan sarana SMKN 1 Cipongkor ini yakni sebanyak 15 ruang kelas untuk menampung 550 murid, ruang kepala sekolah dan ruang guru, serta seluruh sarana lain, seperti jalan masuk yang baru pengerasan dari pasir dan batu koral, termasuk pemagaran lapang upacara.
“Saat ini yang baru tersedia hanya ruang praktek yang disekat menjadi empat ruangan dari kebutuhan ruang kelas baru (RKB). Sedangkan jumlah siswa saat ini sudah mencapai 550 orang, terdiri atas kelas 10, 11 dan 12. Untuk tenaga pendidik sendiri sebanyak 21 orang terdiri PNS, P3K dan tenaga honor,” papar Mujiburahman.
Karena jumlah murid cukup banyak sementara ruang kelas tidak memdai, ucapnya, proses belajar harus dibagi dua ship pagi dan sore, kecuali hari Sabtu belajar sampai siang. Untuk kelas 11 dan 12 sampai hari Jumat dan kelas 10 sampai Sabtu.
“Alhamdulillah lulusan SMKN 1 Cipongkor ini sudah tujuh angkatan dan hampir 45 perser lulusan sudah terserap bekerja di berbagai perusahaan dan instansi,” ungkapnya
Perihal kebutuhan ruang kelas, kata Mujiborahman, pihak sekokah sudah lama mengajukan ke Dinas Pendidikan namun sampai saat ini belum terealisasin juga. Alasan pihak dinas sendiri karena revokusing Covid 19.
“Tapi justru tahun 2022 penyediaan WC yang didahulukan, walau pun itu juga sangat dibutuhkan. Dan untuk pembebasan lahan memang sudah beres, tapi kebijakan dinas untuk kelengkapan sarana prasarana harus ada, karena pendidikan ini kan terus berkembang,” ucap Mujiburrohman, menutup perbincangannya.(deddy)