BIPOL.CO, JAKARTA – Serikat Perusahaan Pers (SPS) akan ikut memeriahkan rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara, dengan menggelar Seminar Media bertajuk ‘Kolaborasi dan Inovasi untuk Kemandirian Pers Indonesia, Selasa, 7 Februari 2023, di Hotel Aryaduta, Medan.
Selain seminar, organisasi yang sebentar lagi memasuki usia 77 tahun ini akan menggelar Kongres ke-26 untuk memilih Ketua Umum dan jajaran pengurus baru masa bakti 2023-2027.
Ketua Umum dan Pengurus SPS yang baru akan ditentukan oleh SPS provinsi se-Indonesia, yang mewakili seluruh anggota SPS, terdiri dari kurang lebih 600 anggota media arus utama.
Sementara untuk SPS Provinsi yang menyatakan kehadiran di Kongres kali ini sebanyak 21 cabang, yakni SPS dari wilayah Barat: SPS Aceh, SPS Sumatera Utara, SPS Riau, SPS Kepulauan Riau, SPS Bengkulu, SPS Jambi, SPS Sumatera Selatan, SPS Lampung, SPS Banten, SPS Jawa Barat, SPS Jawa Timur, SPS Kalimantan Tengah.
Sedangkan dari wilayah tengah Indonesia yang hadir yakni SPS Bali, SPS Nusa Tenggara Barat, SPS Kalimantan Selatan, SPS Kalimantan Timur, SPS Sulawesi Utara, SPS Sulawesi Tengah, SPS Sulawesi Selatan, serta SPS Sulawesi Tenggara. Kemudian perwakilan dari wilayah Timur yaitu SPS Maluku Utara.
Sementara itu Seminar Media akan menghadirkan beberapa pembicara, yakni Agung Dharmajaya (Wakil Ketua Dewan Pers), Januar P. Ruswita (Ketua Harian SPS Pusat, Direktur Pikiran Rakyat), dan Fara Amelia Lubis (Duta Utama Putri Mahasiswa USU 2010–2016). Fara adalah sosok muda berprestasi dari Sumatera Utara yang juga sebagai Duta Bahasa Pelajar Favorit Sumatera Utara 2020.
Kegiatan Kongres dan Seminar Media yang akan dilaksanakan SPS di Hari Pers Nasional mengusung tema besar “Kolaborasi dan Inovasi untuk Kemandirian Pers Indonesia”.
Tema tersebut diangkat untuk menegaskan semangat dari para pejuang industri pers dalam mengarungi dinamika perkembangan zaman yang penuh ketidakpastian.
Semangat untuk senantiasa berkolaborasi, semangat untuk terus berinovasi. Juga sebagai komitmen SPS dalam menjaga marwah kemandirian pers agar dapat terus menjalankan perannya sebagai bagian dari pilar demokrasi.
“Kongres SPS diharapkan bisa menghasilkan penyempurnaan PD/PRT yang bisa memungkinkan industri media nasional bisa lebih dinamis menghadapi perkembangan zaman. Kemudian kongres ini juga bisa menghasilkan rekomendasi program kerja yang tepat untuk mempertahankan eksistensi industri media agar sehat, mandiri, dan berkelanjutan, sehingga mampu menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas dan bertanggung jawab,” ujar Januar P. Ruswita, Ketua Harian SPS Pusat.
Tentang SPS
Pada 8 Juni 1946 atau 76 tahun silam, tokoh-tokoh pendiri perusahaan-perusahaan pers nasional berkumpul di Yogyakarta untuk mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).
Organisasi ini menjadi alat perjuangan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia melalui pers. Salah satu momentum terpenting SPS terjadi tahun 2011, saat Kongres SPS digelar di Bali.
Saat itu, organisasi ini bertransformasi seiring perkembangan bisnis anggota-anggotanya menjadi bukan sekadar organisasi penerbit media cetak. Brand Serikat Penerbit Suratkabar diubah menjadi Serikat Perusahaan Pers.
Saat ini SPS memiliki 30 cabang provinsi yang di seluruh Indonesia, dengan kurang lebih 600 anggota perusahaan pers. Mayoritas berasal dari media cetak arus utama yang sudah mengembangkan bisnis persnya ke berbagai platform.