BIPOL.CO, JAKARTA – Ketua Umum PSSI mengundang pakar statistik untuk mereview seluruh pertandingan Liga 1 musim ini. Tujuannya untuk mendeteksi dugaan main mata dan pengaturan skor.
“Sekarang era modern, bisa direkam bisa diulang cari pengamat yang bagus, ya statistik di medsos juga keliatan kok,” kata Erick kepada awak media termasuk Sportstars.id di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (14/4/2023), dilansir dari sporttifitas.
“Tadi saya aja baru ketemu dengan para pakar dari pada statistik ya di kantor saya itu kita sedang mereview pertandingan-pertandingan di Liga 3, Liga 2 dan Liga 1 musim ini,” sambungnya.
“Kita akan deteksi kalau ada permainan seperti itu. Ya kita harap kedepannya harus tidak ada,” imbuhnya.
Erick juga berbicara mengenai potensi dugaan main mata di pekan penutup Liga 1 2022-2023. Pasalnya, beberapa tim akan menentukan nasib di laga terakhir, termasuk perebutan tiket ke play-off Piala AFC musim depan antara Persija Jakarta dan Persib Bandung.

“Main mata? Nyolong dong? Saya rasa saya pak Zainudin (Amali) dan Exco (Komite Eksekutif) punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi. Jadi kalau ternyata liga besok ada main mata, hukumannya sangat berat,” jelas Erick.
Hukuman berat menanti klub, pemain atau wasit di Liga 1 jika kedapatan bermain mata. Erick mengatakam sanksinya bisa berupa larangan beraktivitas di sepak bola seumur hidup, dan degradasi untuk klub.
“Wasitnya dihukum seumur hidup, pemainnya dihukum seumur hidup, ya klubnya degradasi aja sekalian. Eh serius ini,” ucap Menteri BUMN itu.
“Kita udah punya komitmen itu. Jadi tidak ada istliah main-main sekarang. Karena kita ingin menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi,” pungkasnya.(Adr)
Editor: Deddy