Ini Kritik Pedas Ketua PP Muhammadiyah atas Pertemuan Tokoh NU dengan Presiden Israel

- Editor

Rabu, 17 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) saat bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog. (Istimewa)

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) saat bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog. (Istimewa)

BIPOL.CO, JAKARTA – Pertemuan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel, Isaac Herzog mendapat sorotan pelbagai pihak.

Tak terkecuali Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas. Ia turut mengkritik pertemuan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel, Isaac Herzog itu disaat komplik Israel-Palestina.

Ia dengan tegas menyebut orang bermesraan dengan Israel yang sedang melakukan genosida di Palestina adalah orang yang kehilangan hati nurani.

“Jika ada dari anak-anak bangsa ini yang bermesraan dengan Israel padahal negara zionis tersebut kita tahu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap rakyat Palestina, maka hal demikian merupakan pertanda mereka sudah tidak punya hati nurani dan tidak punya rasa keadilan serta perikemanusiaan,” ujar Buya Anwar dalam pesan singkat, Senin (15/7/2024), dilansir dari Kompas.com.

Menurut Anwar, Indonesia dengan tegas menentang agresi militer Israel ke Palestina yang dinilai sebagai bentuk penjajahan.

Dalam konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, para pendiri bangsa telah menetapkan bangsa Indonesia menentang seluruh penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan.

Palestina saat ini tidak hanya dijajah, tetapi juga menerima tindakan genosida dengan membunuh lebih dari 36.000 orang sejak Oktober 2023.

“Keadaan semakin mengenaskan lagi karena kebanyakan dari mereka yang telah tewas dan terluka tersebut adalah kaum perempuan dan anak-anak,” tutur Anwar.

Anwar menilai apa pun alasan di balik pertemuan itu, oknum anak bangsa ini dinilai telah melecehkan pembukaan UUD 1945 sebagai jati diri bangsa.

“Dan bila jati diri kita sebagai bangsa sudah terkoyak maka untuk menjahit dan menyatukannya kembali jelas tidak mudah,” ucap Buya.

“Untuk itu kita berharap agar semua pihak menghormati dan menjunjung tinggi konstitusi supaya kita sebagai bangsa tetap bersatu dan negara yang sama-sama kita cintai ini bisa maju,” tandasnya.

Sebelumnya, tersebar foto 5 aktivis Nahdlatul Ulama yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Hal ini juga disesalkan oleh Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) dan akan memanggil lima aktivis tersebut untuk dimintai klarifikasi.

Nama lima aktivis ini adalah Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.(*)

Berita Terkait

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online
Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China
Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran
Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara
Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien
Bersama Perangi Judi Online, Menkomdigi : Presiden Tegaskan Tak ada Kongkalikong dan Backing
Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Kunjungan Resmi PM Singapura ke Indonesia
Presiden Prabowo Subianto Tandatangani PP Tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:54 WIB

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Kamis, 14 November 2024 - 16:45 WIB

Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China

Sabtu, 9 November 2024 - 11:37 WIB

Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran

Jumat, 8 November 2024 - 15:53 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara

Kamis, 7 November 2024 - 16:15 WIB

Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB