BIPOL.CO, JAKARTA – Pemimpin Hamas Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh tewas di Teheran Iran saat tengah beristirahat di kediamannya Rabu dini hari, seusai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Selasa.
Jenazah Haniyeh sendiri sudah tiba di Doha, Qatar, untuk dikuburkan di Pemakaman Imam Founder di kota Lusail, setelah salat Jumat di Masjid Imam Muhammad ibn Abd al-Wahhab. Sebelumnya, Iran melakukan upacara pemakanan ke Haniyeh.
Fakta baru muncul tentang pembunuhan pemimpin Hamas, Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh itu, Jumat (2/8/2024).
Mengutip CNN International via CNN Indonesia, sumber mengatakan bahwa ia bukan tewas karena serangan udara. Melainkan alat peledak yang telah disembunyikan diam-diam di wisma tempat ia menginap.
Menurut sumber yang telah diberi pengarahan tentang hal tersebut, bom disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tamu tempat Haniyeh singgah. Lalu bom itu diledakkan dari jarak jauh saat ia berada di dalam kamarnya di sana.
Pemerintah Iran dan Hamas mengatakan Israel melakukan pembunuhan tersebut. Israel sendiri bungkam, tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.
“Pejabat AS diberi pengarahan tentang operasi tersebut oleh pejabat Israel hanya setelah pembunuhan tersebut,” kata sumber tersebut lagi.
Sebenarnya laman The New York Times (NYT) adalah yang pertama melaporkan rincian pembunuhan Haniyeh. Kematian Haniyeh sekali lagi menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik Israel dengan Hamas dan sekutunya dapat berkembang menjadi perang multi-front yang meluas di Timur Tengah.
Media pemerintah Iran dan Hamas sebelumnya mengindikasikan bahwa Haniyeh terbunuh oleh roket yang ditembakkan dari luar gedung tempat ia menginap. Namun, pengungkapan bahwa sebuah bom diselundupkan ke dalam wisma tamu, yang berada di bawah perlindungan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), menunjukkan pelanggaran keamanan yang mengejutkan satuan militer itu.
Sayangnya tak ada komentar dari Iran. Namun sebuah gambar diterbitkan NYT menunjukkan gedung tempat Haniyeh diyakini telah dibunuh di mana di sebuah sudut gedung ditutupi kain hijau dan puing-puing juga tampak juga berserakan di atap lantai dasar gedung, tepat di bawah kain hijau.
Iran sendiri bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan langsung hal itu.
“Anda telah membunuh tamu kami yang terkasih di rumah kami dan sekarang telah membuka jalan bagi hukuman berat Anda,” ujarnya sesaat setelah kejadian.
Istri Ismail Haniyeh Ucapkan Selamat Tinggal
Istri pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh muncul dalam sebuah video. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada suaminya, yang tewas dibunuh dalam suatu serangan, di Teheran, Iran.
Mengutip The Palestine Chronicle, yang juga dimuat CNN International, Hajja Umm al-Abed, mengatakan selamat jalan ke jenazah suaminya tersebut seraya menyebut kata-kata sendu. Cuplikan itu sendiri didapat kedua media dari sebuah siaran di akun putri Haniyeh, Sarah Haniyeh.
“Salam untuk semua martir Gaza, kekasihku,” katanya dikutip Jumat (2/8/2024).
“Kekasihku di dunia ini dan akhirat,” tambahnya.
Kepala biro politik Hamas itu tewas dibunuh dini hari Rabu. Jenazah mendiang Perdana Menteri (PM) Palestina itu tiba pada Kamis malam di Doha, Qatar untuk persiapan pemakamannya Jumat, di hadapan publik dan pejabat.
Doa pemakaman untuk almarhum akan diadakan setelah salat Jumat di Masjid Imam Mohamed bin Abdul Wahab di Doha. Ia kemudian dimakamkan di makam imam pendiri di Lusail.
Sebelumnya, putra sulung Haniyeh dipercaya telah mengeluarkan video menyentuh hati mengenang ayahnya. Menurutnya nyawa ayahnya tak lebih berharga daripada nyawa ribuan warga Palestina yang dibantai Israel di Gaza.
“Darah ayah saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak Gaza atau para lelaki di sana, dan air mata kami tidak lebih berharga dari air mata para ibu dan anak-anak para syuhada,” ujar Abdel Salam Haniyeh dimuat Middle East Monitor (MEMO).
“Kami katakan kepada penjajah, tidak peduli berapa banyak yang kalian bunuh,kalian tidak akan bisa menghentikan rakyat Palestina. Setiap upaya pembunuhan terhadap para pemimpin akan menghidupkan kembali revolusi baru bagi rakyat kami dan dunia Islam,” ujarnya.
Menantu perempuan Haniyeh, Inas Haniya juga merilis video. Ia mengatakan bagaimana putri-putrinya yang sebelumnya terbunuh dalam serangan Israel di Gaza kini akan bersatu dengan kakeknya yang sangat mereka rindu.
Pastor Ramallah Turut Berduka
Sementara itu, Kepala Katolik Yunani Melkite di Ramallah mengatakan berkabung atas meninggalnya Ismail Haniyeh. Ia mengatakan bahwa dia menganggap nasib Haniyeh adalah “nasib siapa pun yang setia kepada bangsanya”.
“Darah murni para martir membangun tanah air,” katanya.
“Kami menyampaikan belasungkawa untuk almarhum syuhada kami Ismail Haniyeh, rahmat dan keabadian untuk semua syuhada kami,” tambahnya.
“Kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk rakyat kami di mana-mana agar diberi kesabaran, penghiburan dan ketabahan sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan kami dan melihat harapan yang kami inginkan menjadi kenyataan.(*)