BIPOL.CO, KAB.SUMEDANG – Dinas Kesehatan Sumedang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Publikasi Data Stunting di Aula Dinkes Sumedang, Rabu (9/10/2024). Acara ini dihadiri oleh tim percepatan penurunan stunting dari BAPPPPEDA, DPMD, DPPKBP3A, serta organisasi profesi, PKK, Persistri, Kodim, dan Polres.
Rakor dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumedang Aceng Solahudin Ahmad. Ia memaparkan total coverage pengukuran stunting tahun 2024. Dari total 69.336 balita yang terdaftar, 100 persen telah diukur.
Aceng menyampaikan, tren angka stunting di Sumedang sejak tahun 2020 terus mengalami penurunan.
“Presentasi stunting pada balita usia 0-59 bulan dari tahun 2020 hingga September 2024 mengalami penurunan signifikan, dari 12,05 persen menjadi 7,32 persen. Selain itu, presentase stunting pada balita di bawah 2 tahun juga turun dari 8,20 persen menjadi 5,00 persen,” katanya.
Aceng menjelaskan, faktor determinan kasus stunting di Kabupaten Sumedang tahun 2024 meliputi merokok di dalam rumah, ketidakadaan JKN, penyakit penyerta, riwayat kehamilan ibu, kurangnya imunisasi, kecacingan, serta akses terhadap jamban dan air bersih.
Dinas Kesehatan sendiri sambung Aceng, terus berupaya menurunkan angka stunting dan mencegah kelahiran anak stunting baru untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas pada tahun 2045.
“Langkah-langkah yang diambil antara lain pengukuran dan intervensi pemberian makanan bergizi tambahan. Kami juga melibatkan PKK sebagai organisasi terdekat dengan keluarga untuk mensosialisasikan ke tingkat kecamatan, desa sampai tingkat rumah, terkait faktor-faktor penyebab stunting tersebut,” ujarnya.
Dikatakan, meskipun ada desa yang bebas stunting, namun dari data Dinkes belum ada kecamatan di Sumedang yang sepenuhnya bebas dari stunting pada balita.
“Kami maunya zero stunting, namun kenyataannya masih ada 1,4 persen batuta stunting, dari total stunting yang ada,” ucapnya.
Diharapkan Aceng, dengan kolaborasi semua pihak, upaya penurunan stunting dapat terus ditingkatkan demi masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.
“Data yang dipublikasikan ini sangat penting bagi semua pemangku kebijakan dalam penanganan stunting,” tuturnya.(*)