Upaya Semua Pihak, Persentase Stunting di Kab.Sumedang Turun

- Editor

Rabu, 9 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Persentase Stunting di Kab.Sumedang Turun berkat upaya semua pihak. Foto: Humas Kab.Sumedang.

Persentase Stunting di Kab.Sumedang Turun berkat upaya semua pihak. Foto: Humas Kab.Sumedang.

BIPOL.CO, KAB.SUMEDANG – Dinas Kesehatan Sumedang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Publikasi Data Stunting di Aula Dinkes Sumedang, Rabu (9/10/2024). Acara ini dihadiri oleh tim percepatan penurunan stunting dari BAPPPPEDA, DPMD, DPPKBP3A, serta organisasi profesi, PKK, Persistri, Kodim, dan Polres.

Rakor dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumedang Aceng Solahudin Ahmad. Ia memaparkan total coverage pengukuran stunting tahun 2024. Dari total 69.336 balita yang terdaftar, 100 persen telah diukur.

Aceng menyampaikan, tren angka stunting di Sumedang sejak tahun 2020 terus mengalami penurunan.

“Presentasi stunting pada balita usia 0-59 bulan dari tahun 2020 hingga September 2024 mengalami penurunan signifikan, dari 12,05 persen menjadi 7,32 persen. Selain itu, presentase stunting pada balita di bawah 2 tahun juga turun dari 8,20 persen menjadi 5,00 persen,” katanya.

Aceng menjelaskan, faktor determinan kasus stunting di Kabupaten Sumedang tahun 2024 meliputi merokok di dalam rumah, ketidakadaan JKN, penyakit penyerta, riwayat kehamilan ibu, kurangnya imunisasi, kecacingan, serta akses terhadap jamban dan air bersih.

Dinas Kesehatan sendiri sambung Aceng, terus berupaya menurunkan angka stunting dan mencegah kelahiran anak stunting baru untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas pada tahun 2045.

“Langkah-langkah yang diambil antara lain pengukuran dan intervensi pemberian makanan bergizi tambahan. Kami juga melibatkan PKK sebagai organisasi terdekat dengan keluarga untuk mensosialisasikan ke tingkat kecamatan, desa sampai tingkat rumah, terkait faktor-faktor penyebab stunting tersebut,” ujarnya.

Dikatakan, meskipun ada desa yang bebas stunting, namun dari data Dinkes belum ada kecamatan di Sumedang yang sepenuhnya bebas dari stunting pada balita.

“Kami maunya zero stunting, namun kenyataannya masih ada 1,4 persen batuta stunting, dari total stunting yang ada,” ucapnya.

Diharapkan Aceng, dengan kolaborasi semua pihak, upaya penurunan stunting dapat terus ditingkatkan demi masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

“Data yang dipublikasikan ini sangat penting bagi semua pemangku kebijakan dalam penanganan stunting,” tuturnya.(*)

Berita Terkait

Vaksin DBD untuk Siapa Saja? Simak Penjelasannya.
Turunkan ‘Stunting’, Bey Machmudin: Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Semua Level
Prevalensi Stunting Jabar Ditargetkan Turun Signifikan pada 2024 dari 21,7 persen menjadi 14-15 persen
Raih Rekor MURI, Pemerintah Ajak Komitmen Janji Hidup Sehat
Pemkot Cimahi Gelar Workshop Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah bagi Tenaga Kesehatan
Angka Stunting Kota Bandung Semakin Turun
HUT 101 RSHS, Bey Machmudin Harap Menjadi Rumah Sakit Pusat Unggulan Kesehatan
KESEHATAN Bey Machmudin: Program MMS sebagai Landasan Ciptakan Generasi Sehat dan Cerdas
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 1 Desember 2024 - 09:56 WIB

Vaksin DBD untuk Siapa Saja? Simak Penjelasannya.

Selasa, 26 November 2024 - 17:14 WIB

Turunkan ‘Stunting’, Bey Machmudin: Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Semua Level

Senin, 25 November 2024 - 19:33 WIB

Prevalensi Stunting Jabar Ditargetkan Turun Signifikan pada 2024 dari 21,7 persen menjadi 14-15 persen

Selasa, 19 November 2024 - 15:49 WIB

Raih Rekor MURI, Pemerintah Ajak Komitmen Janji Hidup Sehat

Selasa, 19 November 2024 - 13:05 WIB

Pemkot Cimahi Gelar Workshop Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah bagi Tenaga Kesehatan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB