Vaksin DBD untuk Siapa Saja? Simak Penjelasannya.

- Editor

Minggu, 1 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BIPOL.CO, KAB.SUMEDANG – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aan Suganda, menyampaikan bahwa tidak semua orang dapat menerima vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebelum vaksin diberikan, tenaga kesehatan akan melakukan proses screening terlebih dahulu untuk mengidentifikasi potensi kontraindikasi atau kondisi yang membuat seseorang tidak bisa divaksinasi.

“Contohnya adalah ibu hamil, orang dengan autoimun, pasien yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi, dan individu dengan kecenderungan HIV,” ujar Aan, Minggu, 1 Desember 2024.

Ia menambahkan, efek samping dari vaksin DBD umumnya ringan, seperti nyeri di area suntikan, pembengkakan, atau demam ringan yang mirip dengan efek samping pada vaksin polio.

“Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama,” ujarnya.

Di Indonesia, kata Aan, terdapat dua jenis vaksin DBD yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yaitu Dengvaxia dan Qdenga.

“Vaksin Dengvaxia ditujukan untuk anak-anak usia 9 hingga 16 tahun yang sudah pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Vaksin ini diberikan dalam 3 dosis dengan jarak pemberian antar dosis selama 6 bulan,” katanya.

Sementara itu, vaksin Qdenga ditujukan bagi anak-anak dan orang dewasa berusia 6 hingga 45 tahun. Berbeda dengan Dengvaxia, vaksin ini dapat diberikan kepada individu yang sudah atau belum pernah terinfeksi virus dengue. Vaksin Qdenga diberikan dalam 2 dosis dengan jarak pemberian selama 3 bulan.

“Vaksin DBD bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang membantu melawan infeksi virus dengue. Meskipun tidak memberikan perlindungan penuh, vaksin ini dapat mengurangi tingkat keparahan gejala dan risiko terkena DBD,” tuturnya.(*)

Berita Terkait

Turunkan ‘Stunting’, Bey Machmudin: Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Semua Level
Prevalensi Stunting Jabar Ditargetkan Turun Signifikan pada 2024 dari 21,7 persen menjadi 14-15 persen
Raih Rekor MURI, Pemerintah Ajak Komitmen Janji Hidup Sehat
Pemkot Cimahi Gelar Workshop Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah bagi Tenaga Kesehatan
Angka Stunting Kota Bandung Semakin Turun
HUT 101 RSHS, Bey Machmudin Harap Menjadi Rumah Sakit Pusat Unggulan Kesehatan
KESEHATAN Bey Machmudin: Program MMS sebagai Landasan Ciptakan Generasi Sehat dan Cerdas
Pj. Bupati Bogor Minta Semua Pihak Terkait Serius Tangani Persoalan Stunting
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 1 Desember 2024 - 09:56 WIB

Vaksin DBD untuk Siapa Saja? Simak Penjelasannya.

Selasa, 26 November 2024 - 17:14 WIB

Turunkan ‘Stunting’, Bey Machmudin: Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Semua Level

Senin, 25 November 2024 - 19:33 WIB

Prevalensi Stunting Jabar Ditargetkan Turun Signifikan pada 2024 dari 21,7 persen menjadi 14-15 persen

Selasa, 19 November 2024 - 15:49 WIB

Raih Rekor MURI, Pemerintah Ajak Komitmen Janji Hidup Sehat

Selasa, 19 November 2024 - 13:05 WIB

Pemkot Cimahi Gelar Workshop Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah bagi Tenaga Kesehatan

Berita Terbaru

KESEHATAN

Vaksin DBD untuk Siapa Saja? Simak Penjelasannya.

Minggu, 1 Des 2024 - 09:56 WIB