JAKARTA.bipol.co – Peraih dua emas Olimpiade Caster Semenya asal Afrika Selatan akan berlomba pada nomor spesialisnya 800 meter untuk terakhirnya pada hari Jumat (3/5/2019) di Doha sebelum Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) memberlakukan aturan baru yang sangat kontroversial karena membatasi kadar testosteron pada atlet putri.
Semenya, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menentang peraturan IAAF yang baru, akan bersaing di pertemuan atletik Diamond League di Doha dan berhadapan dengan peraih medali perak Olimpiade 2016 Francine Niyonsaba.
Niyonsaba baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia juga memiliki karakter perkembangan seksual yang berbeda (DSD) seperti yang dialami Semenya.
Seperti dikutip Reuters, berdasarkan aturan baru IAAF tersebut, keduanya kemudian harus mulai minum obat untuk menurunkan kadar testosteron mereka jika mereka ingin bersaing dalam jarak 800m tersebut.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pun pada Rabu lalu sudah menyetujui aturan itu demi terciptanya kompetisi yang adil.
Presiden IAAF Sebastian Coe, yang berbicara di Doha pada Kamis, mengatakan dia berterima kasih kepada CAS atas putusan tersebut. “Ini akan sangat memudahkan semua asosiasi dalam olahraga,” kata Coe pada konferensi pers.
“Atletik memiliki dua kategori – usia dan jenis kelamin. Kami sangat melindungi keduanya. Kami benar-benar bersyukur bahwa CAS telah menegakkan prinsip itu,” katanya.
Coe menolak untuk menjawab lebih banyak pertanyaan, tetapi kasus ini kemungkinan memiliki konsekuensi yang luas untuk kelompok putri, dan telah menimbulkan kontroversi di seluruh dunia. (ant)
Editor Deden .GP