BANDUNG.bipol.co – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita mengimbau kepada masyarakat agar memeriksakan darah terlebih dahulu sebelum melangsungkan pernikahan. Hal itu upaya untuk memutus mata rantai penyakit thalasemia.
Rita menuturkan, thalasemia merupakan penyakit keturunan dari orang tua yang berpasangan antara sesama pembawa sifat. Untuk itu, pemeriksaan darah sebelum menikah menjadi penting agar bisa mendeteksi pembawa sifat atau thalasemia mayor. Sehingga mempertimbangkan untuk mencari pasangan yang tidak terjangkit.
“Jodoh memang di tangan Tuhan, tapi kalau bisa jangan sampai sama-sama pembawa sifat. Jadi kalau bisa pilih dengan yang bukan pembawa sifat. Makanya masyarakat jangan malu-malu screening darah dulu sebelum menikah,” kata Rita usai peringatan Hari Thalasemia Sedunia tingkat Kota Bandung di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (2/5/2019).
Setiap tahunnya, peringatan Hari Thalasemia Sedunia jatuh pada 8 Mei. Namun, Rita sengaja membuat acara peringatan lebih awal karena ingin lebih dulu memberi informasi kepada masyarakat perihal penyakit kelainan darah ini.
Menurut Rita, di Kota Bandung saat ini terdata sebanyak 441 pasien pengidap thalasemia. Selain pembinaan dari pemerintah, kunci penanganan pasien thalasemia juga terletak pada peran aktif keluarga.
“Kalau thalasemia keterikatan keluarga sangat besar karena proses pengobatan bisa seumur hidup. Harus transfusi dengan wakatu khusus. Sehingga selain kami ikut membina, keluarga harus ikut mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pasien,” jelasnya.
Rita memaparkan waktu untuk transfusi darah penderita thalasemia ini tidak menentu. Transfusi tergantung seberapa parah penyakit yang dideritanya. Mulai dari tiga bulan sekali hingga dua kali per minggu atau sesuai anjuran dari dokter.
“Mereka (441 pasien di Kota Bandng) kebetulan semuanya anggota BPJS, sehingga tidak keluarkan uang sepeserpun pada saat transfusi darah,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial menyatakan, dalam peringatan Hari Thalasemia Sedunia 2019 ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkokoh persatuan masyarakat. Thalasemia bukan hanya persoalan para pasien saja, namun seluruh masyarakat Kota Bandung harus kompak untuk bersama-sama menekan pertumbuhan penyakit ini.
”Saya berharap mudah-mudahan bisa memperkokoh spirit kita untuk lebih optimis lagi. Untuk membangun semangat kebersamaan kita antara kita yang sehat dengan ujian kita yang tidak sehat. Mari kita bangun spirit hidup dengan bersyukur kepada Allah,” katanya. (rls)
Editor Deden .GP