BI: Penurunan Suku Bunga Acuan akan Picu Kinerja Ekspor

- Editor

Sabtu, 20 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bank Indonesa.(foto/ant)

Bank Indonesa.(foto/ant)

JAKARTA,bipol.co – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan penurunan suku bunga acuan “BI 7-Day Reverse Repo Rate” sebesar 0,25 persen menjadi 5,75 persen pada Juli 2019 ini akan memacu kinerja ekspor Indonesia yang sejak awal tahun berkontribusi terbatas terhadap pertumbuhan ekonomi, dan sekaligus memperbaiki neraca perdagangan untuk menjaga stabilitas eksternal.

“Kami melihat dampaknya terhadap neraca pembayaran, ke ekspor dan impor biaya peminjaman (borrowing cost) dana dari perbankan akan lebih murah,” kata Dody di Medan, Sumatera Utara, Jumat malam.

Pemangkasan suku bunga acuan yang sebelumnya didahului kebijakan bank sentral untuk melonggarkan, lanjut Dody, ditujukan untuk memperbaiki sisi suplai dan juga menjaga permintaan kredit. Daya intermediasi ekonomi perbankan harus ditingkatkan agar penyaluran modal produktif ke perekonomian tidak terkendala, termasuk untuk kegiatan ekspor. Pasalnya jika ekspor terus dibiarkan melemah, maka dampak dari perlambatan perekonomian global akan semakin berat terhadap Indonesia.

Pertumbuhan ekspor penting untuk menjaga Neraca Perdagangan yang termasuk Neraca Pembayaran Indonesia, agar stabilitas eksternal terjaga. Ekspor juga akan menyalurkan valas ke dalam negeri yang dapat menjadi bantalan untuk untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang.

“Kita perlu melihat bahwa, ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus dan menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat pertumbuhan ekonomi global,” ucap Dody.

Di sisi lain, selain menggenjot ekspor, penurunan suku bunga acuan juga diharapkan tidak memberikan dampak negatif bagi neraca transaksi finansial dan modal. BI perlu menjaga transaksi modal dan finansial untuk tetap surplus karena aliran modal asing yang masuk digunakan untuk mengkompensasi defisit transaksi berjalan.

Maka dari itu, Dody meyakini penurunan suku bunga juga tidak akan memicu arus modal ke luar. Untuk pasar obligasi, Dody melihat selisih suku bunga (differential interest rate) antara Indonesia dengan negara maju dan sepadan (peers) masih cukup lebar, sehingga bunga instrumen keuangan berdenominasi rupiah masih sangat menarik.

“Bank Sentral lainnya di dunia pun mengadaptasi kebijakan moneter yang melunak (dovish) untuk menangkal perlambatan perekonomian global,” ujar dia.

Sedangkan untuk pasar saham, Dody memandang investor akan lebih melihat fundamental perekonomian. Investor akan meyakini bahwa penurunan suku bunga acuan memang diperlukan untuk mendorong perekonomian, termasuk untuk mengangkat kinerja para emiten saham.

“Kalau saya tanam ke saham, pasar ekuitas itu akan punya profit yang meningkat. Hal itu terjadi kalau pertumbuhan ekonomi membaik,” ujar dia.

Adapun, pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral pada Juli 2019 ini adalah yang pertama kali sejak delapan bulan lalu atau November 2018 ketika suku bunga kebijakan dinaikkan ke level enam persen untuk membendung ke luarnya aliran modal asing pada 2018.

Dengan pemangkasan suku bunga kebijakan tersebut, Bank Sentral juga menurunkan suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (deposit facility) dan bunga penyediaan dana bagi perbankan (lending facility), masing-masing ke lima persen dan 6,5 persen.(ant)

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Dedikasi pada Keterbukaan Informasi, bank bjb Raih Penghargaan KIP 2024
bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%
Dukung Pengembangan Ekonomi Daerah, bank bjb Perluas Kolaborasi dengan BP Rebana 
Mau Ekspansi Usaha, Ajukan Saja Kredit Modal Kerja Kontrak ke bank bjb
Rakor Bersama Kemendageri dan Kemenaker, Pemkab Bandung Mitigasi Deteksi Dini Isu Gejolak PHK Secara Masif
Perumda Tirta Raharja Raih Penghargaan Bergengsi Leadership Commitment dari PBB
Q3 bank bjb Catat Laba Kondsolidasi Rp1,7 Triliun
Pemerintah Komitmen Jaga Kelangsungan Industri Tekstil Dalam Negeri

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 20:44 WIB

Dedikasi pada Keterbukaan Informasi, bank bjb Raih Penghargaan KIP 2024

Kamis, 14 November 2024 - 09:54 WIB

bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%

Minggu, 10 November 2024 - 16:26 WIB

Dukung Pengembangan Ekonomi Daerah, bank bjb Perluas Kolaborasi dengan BP Rebana 

Kamis, 7 November 2024 - 21:12 WIB

Mau Ekspansi Usaha, Ajukan Saja Kredit Modal Kerja Kontrak ke bank bjb

Kamis, 31 Oktober 2024 - 17:25 WIB

Rakor Bersama Kemendageri dan Kemenaker, Pemkab Bandung Mitigasi Deteksi Dini Isu Gejolak PHK Secara Masif

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB