CIANJUR, bipol.co – Bertempat di Pendopo Bupati Cianjur yang dihadiri Badan Kehormatan Bumi Budaya Nawacita DR Jackson T Massie dan Asda Kabupaten Cianjur Yanto Hartono, 450 Srikandi Pasundan Ngahiji dari 27 kabupaten/kota di Jabar-Banten berkumpul di Cianjur dan memformulasi piagam Pasundan, Kamis (3/10/2019).
Ketua Umum Srikandi Pasundan Ngahiji Susanne Febriyati Soeriakartalegawa SH mengatakan, dibentuknya forum karena ada kekhawatiran kaum perempuan terhadap permasalahan saat ini yang notabene disebabkan oleh lunturnya budaya dan kearifan lokal yang biasa diturunkan kepada generasi terkini dari keluarga.
Ia menggagas muktamar yang menghasilkan piagam Pasundan yang berisi poin di antaranya Pasundan berdaulat, Pasundan sebagai pusat peradaban dunia, Pasundan peradaban Islami, penegakan hukum didasari kearifan lokal, pemberdayaan sumberdaya alam, penguatan bhineka tunggal Ika, dan mitigasi bencana.
“Hari ini kami berkumpul dan melantik pengurus Srikandi Pasundan Ngahiji se Jabar – Banten di Pendopo Bupati Cianjur dilanjutkan dengan menggelar Muktamar yg menghasilkan Piagam Pasundan ” kata Susanne, di Cagar Budaya Gedong Asem, Cianjur.
Ia mengatakan, tujuan dari Muktamar Nawacita Pasundan adalah menjadi ajang untuk merekatkan persaudaraan kebangsaan, juga bertolak dari semakin tergerusnya sistem budaya yang ditunjukkan oleh melemahnya keteladanan para pemimpin, terpecah belahnya pandangan masyarakat serta lunturnya sikap kemanusiaan.
“Pertemuan ini juga untuk membangun komitmen dan penguatan terhadap menumbuhkan rasa kebangsaaan dan menyatukan sebuah rasa cinta tanah air mengimplementasikan Pancasila dengan kebhinnekaan nya,” kata Susanne.
Poin penting lainnya, kata Susanne adalah membangun kesadaran bersama pentingnya melestarikan adat, budaya, tradisi dan warisan leluhur lain nya untuk dikembangkan dan dilestarikan di masa depan.
Herry Pasya Sumbada Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Jabar, mengatakan, pihaknya mencoba memfasilitasi. “Intinya secara substansial bagus ini perkumpulan perempuan tak hanya di politik tapi juga budaya, selain tokoh wanita anggota DPRD juga ada jadi lebih variatif, dari sisi kepentingan perempuan, organisasi Srikandi Pasundan Ngahiji berbasis kesetaraan gender jadi lebih demokratis,” katanya. ***
Editor: Ude D Gunadi