“Pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih kami utamakan untuk sustainabilitas jangka panjang sehingga pengukuran kerja tidak hanya diukur pada akhir periode tetapi juga saldo rata-rata,” katanya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/10).
Sementara itu, penyaluran kredit turut meningkat yaitu hingga September 2019 naik 11,5 persen menjadi Rp806,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp723 triliun.
Hery melanjutkan, penyaluran kredit pada kuartal III 2019 ditopang oleh dua segmen utama yakni Corporate dan Retail terutama kredit Mikro dan Consumer. Kredit di segmen korporasi mencapai ending balance Rp301,8 triliun atau tumbuh rata-rata 5,72 persen (YoY).
Hery mengatakan dalam rangka mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja dalam porsi yang signifikan yakni 81,49 persen dari total portofolio.
“Pada triwulan ini penyaluran kredit investasi mencapai Rp251,07 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp342,3 triliun,” ujarnya.
Tak hanya itu, Bank Mandiri juga turut berkontribusi dalam pembangunan nasional berupa penyaluran kredit ke sektor infrastruktur yang mencapai Rp198,5 triliun dengan tingkat pertumbuhan mencapai 16,9 persen (YoY).
“Kredit tersebut disalurkan kepada berbagai sektor seperti tenaga listrik, transportasi, migas, energi terbarukan, dan lain-lain,” katanya.
Sedangkan kredit macet atau non performing loan (NPL) Gross turun menjadi 2,53 persen pada kuartal III 2019, lalu margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik delapan basis poin menjadi 5,58 persen dari sebelumnya 5,66 persen.
Untuk total Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disalurkan sepanjang Januari-September 2019 mencapai Rp17,45 triliun atau tumbuh 29,7 persen (YoY) yang diterima oleh 222.825 debitur.
Sementara untuk aset Bank Mandiri per September 2019 mencapai Rp1.275,67 triliun atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.173,65 triliun.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri mencapai Rp891,2 triliun atau naik 7,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp831,2 triliun. (ant)