“Kita punya rekam jejak tentang tokoh-tokoh perfilman Indonesia yang ikut membangun kelahiran industri film Indonesia dan berkontribusi cukup besar juga. Buat saya, dua tokoh itu besar sekali jasanya bagi perfilman Indonesia,” ujar Reza di Jakarta, Jumat (8/11).
“Mereka dua orang, yang menurut saya, juga mempelopori berdirinya perusahaan film negara. Jadi, penting banget sebagai orang film kita juga harus mengenal sejarah perfilman Indonesia seperti apa,” katanya.
“Lahirnya ibu Christine Hakim, kelahiran Slamet Raharjo. Kita punya Teguh Karya dengan teater populernya, kenal dengan produksi-produksi film yang bobotnya luar biasa,” kata bintang “Habibie dan Ainun” itu.
“Buat saya, mereka itu juga pahlawan perfilman. Karena film Indonesia pencapaian masa ke-emasannya pada era Wim Umboh, Teguh Karya, Arifin C Noer, dan ada beberapa tokoh lainnya. Jadi menurut saya, mereka itu pahlawan-pahlawan perfilman Indonesia,” kata Reza.
Sementara terkait film, Reza terus mengasah kemampuan aktingnya agar lebih baik lagi.
“Perjuangan hari ini tentu beda ya, bukan lagi perang. Salah satunya hal-hal yang terkait kemanusiaan yang menjadi perhatian saya. Secara aktif selama empat tahun, saya memperjuangkan hal-hal anak sekolah untuk dapat ruang kelas yang layak,” jelas Reza.
Pemain film “Twivortiare” itu menambahkan, “Lalu kemudian hubungannya dengan film, penuh perjuangan lho. Untuk menjadi seorang aktor, saya menjaga profesionalisme bekerja. Itu juga perjuangan lho. Mengasah kemampuan berakting itu sebuah perjuangan yang bisa dilakukan oleh anak-anak jaman sekarang.” (ant)