PURWAKARTA, bipol.co – Sebagian wilayah di Kabupaten Purwakarta, merupakan daerah dataran tinggi atau pegunungan. Seperti di Kecamatan Wanayasa dan Kiarapedes. Selama ini, masyarakat di wilayah bagian Selatan itu, banyak di antaranya mengandalkan penghasilan dari berkebun.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengaku pihaknya tidak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut di wilayah bersuhu dingin ini terdapat beberapa kecamatan yang memiliki potensi alam untuk perkebunan yang bisa dikembangkan. Hal tersebut bisa turut membantu perekonomian warganya.
“Kami melihat wilayah ini memiliki potensi alam cukup melimpah yang bisa dikembangkan. Selain pengembangan buah manggis, cengkeh, dan teh, wilayah ini cocok untuk perkebunan holtikultura. Misalnya, jenis cabai dan sayuran lainnya,” ujar Anne, Selasa (12/11).
Anne menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 5 hektare di sekitar Kecamatan Kiarapedes. Lahan tersebut, rencananya akan disulap menjadi lokasi agrowisata berbagai produk unggulan perkebunan khas wilayah tersebut. Salah satunya perkebunan manggis.
Anne menuturkan, pihaknya melihat potensi lain yang bisa dikembangkan di sektor perkebunan ini. Tentunya, dari sisi ekonomi yang tujuannya untuk peningkatan kesejahteraan warga sekitar.
“Buah manggis dan sayuran, jangan hanya dilihat dari sisi produk perkebunan. Dari sisi pariwisatanya pun kami melihat potensi lain yang bisa dikembangkan,” jelas dia.
Rencananya, kata dia, di lahan lima hektare tersebut pihaknya akan memanfaatkan 1,6 hektare di antaranya untuk sentra perkebunan manggis dan holtikultura. Jadi, ke depan di lokasi ini ada zona-zona tertentu. Misalnya zona khusus perkebunan manggis, cabai, dan jenis sayuran lainnya.
“Sisanya, nanti untuk lokasi edukasi. Misalnya, nanti ada lokasi khusus informasi mengenai tanaman. Tidak menutupkemungkinan, ke depan ada lokasi penelitian tanaman di lokasi tersebut,” jelas dia.
Menurut Anne, dengan adanya lahan khusus sentra produksi perkebunan khas ini, bisa sekaligus menjadi peluang jajarannya untuk pengembangan sektor pariwisata. Output-nya, bisa saja ke depan akan didorong supaya ada wisata ‘Kebun Manggis dan Sayuran Petik sendiri. Tujuannya, tidak lain untuk menarik wisatawan.
“Jadi, selain centra perkebunan, kawasan ini bisa sekaligus jadi lokasi agrowisata dan sarana edukasi,” tambah dia.
Pihaknya mencontoh beberapa kawasan perkebunan yang telah berjalan untuk agrowisata itu. Misalnya, di Kota Malang ada perkebunan apel. Di sana ada sentra produksi sendiri, petik sendiri, bahkan ada edukasi untuk mendorong UMKM.* ADV