SOREANG, bipol.co – Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat, saat ini sudah membantu 200 koperasi berbasis koperasi digital.
“Target kami 200 koperasi digital sudah selesai, tapi itu bukan hanya di-administrasi saja, yang lebih penting kan laporan keuangannya,” kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Kusmana Hartadji, usai launching koperasi digital Koperasi Repeh Rapih Kerta Raharja Kabupaten Bandung, di Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Soreang, Selasa (19/11/2019).
Kusmana Hartadji mengatakan, selama ini masalah laporan keuangan koperasi hanya pengurus saja yang tahu. Namun dengan digitalisasi, komputarisasi, informasi keungan anggota juga harus tahu.
“Kadang kita sibuk di kantor, tidak sempat melihat berapa sinpanan, cicilannya berapa, tapi dengan IT bisa melihat di rumah dan bisa transfer melalui iphonnya untuk membayar simpanan pokok dan wajibnya, jadi dengan digital ini untuk mempercepat,” katanya.
Kusmana menyatakan, salut dengan Kabupaten Bandung, karena program koperasi digital didukung pemerintahnya. “Jadi ada inovasi dari dinas koperasi, karena digitalisasi bukan lagi pilihan tapi kewajiban,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tutur Kusmana, meluncurkan program bantuan koperasi digital itu bagi koperasi kurang mampu. Saat ini sudah 200 koperasi yang telah menggubakan basis digitalisasi.
“Sebetulnya saat ini sudah ada beberapa koperasi yang sudah mandiri seperti KSPPS, itu sudah mandiri, tapi kita ingin melihat koperasi yang tidak mampu, kita suport. Sebetulnya koperaai besar di Kabupaten Bandung cukup banyak, seperti koperasi KSPBU, itu sudah menggunakan digitalisasi, termasuk dalam usahanya, bukan hanya di-simpan-pinjamnya saja,” papar Kusmana.
Program digitalisasi ini, imbuh Kusmana, awalnya di-simpan pinjam, administrasi keuangan, selanjutnya ke marketplace dan PPOB (Payment Point Online Bank). Sehingga anggota itu sudah terlayani, tidak lagi memanfaatkan bank.
“Jadi “wayahna” kalau bank saat ini menjadi saingan koperasi. Bahkan sekarang RAT bisa melalui online yang diatur dengan Permenkop No 13, bahwa RAT bisa dionline dengan catatan anggotanya minimal 5000, kalau di bawah itu hanya ofline,” kata Kusmana.
Sementara Sekertatis Daerah Kabupaten Bandung H Teddy Kusdiana, mengatakan, lounching koperasi digital ini bertajug koperasi. milenial. Tujuannya untuk dimanfaatkan dalam pemgembangan koperasi di Kabupaten Bandung.
“Ini tantangan zaman, ketika koperasi harus berbasis IT, Kabupaten Bandung tidak mau ketinggalan, dari koperasi mànual menjadi digital. Kita menyambut baik dan apresiasi dengan koperasi digital ini,” papar Teddy Kusdiana.
Sitem kerja koperasi digital ini, kata Teddy, melalui aplikasi, yang dibantu manajer dan tenaga ahli serta kosultannya.
“Jadi data yang manual dirubah menjadi digital. Mudah mudahan ini bisa lebih berkembang. Dengan memanfatkan teknologi IT peserta lebih berkembang serta peserta dan keanggotaan ter-update di komputer, tapi yang penting kepercayaan,” ucap Teddy.
Reporter Deddy
Editor Deden .GP